Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk mengambil kembali kendali atas perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir. Keputusan ini dilakukannya demi memperluas misi Israel untuk menetralisir Hamas.
"Perang sedang mencapai puncaknya," kata Netanyahu kepada wartawan pada Sabtu (30/12/2023), membahas mengenai pertempuran sejak 7 Oktober, seperti dikutip Reuters.
Ia mengatakan zona penyangga Koridor Philadelphia yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir harus berada di tangan Israel.
"Itu harus ditutup," kata Netanyahu. "Jelas bahwa pengaturan lain apa pun tidak akan menjamin demiliterisasi yang kita inginkan," timpalnya.
Netanyahu sendiri tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai rencananya tersebut, namun langkah Israel seperti itu secara de facto merupakan kebalikan dari penarikan pasukannya dari Gaza pada tahun 2005, menempatkan daerah kantong tersebut di bawah kendali eksklusif Israel setelah bertahun-tahun dipimpin oleh Hamas.
Komentar Netanyahu mengenai zona penyangga muncul ketika pasukan militer Israel terus melancarkan serangan ke Gaza.
Menyusul serangan Hamas yang mengejutkan pada 7 Oktober, Israel melancarkan serangan besar-besaran di Gaza, menyebabkan hampir 2,3 juta penduduknya mengungsi dan menewaskan sedikitnya 21.672 warga Palestina, dengan lebih dari 56.000 orang terluka dan nasib ribuan warga tidak diketahui.
Di sisi lain, insiden tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat menyebar ke seluruh kawasan, di mana berpotensi melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman yang telah saling baku tembak dengan Israel dan sekutunya Amerika Serikat (AS), atau menargetkan pengiriman barang dagangan. [SB]