Selalu ada hikmah dari orang-orang saleh dahulu. Mereka adalah orang-orang yang banyak menghabiskan waktu untuk mengagungkan asma Allah dalam keseharian.
Salah satunya adalah Nabi Daud alaihissalam. Suatu ketika, Daud sedang asyik berzikir. Kemudian dia mengambil buah. Di dalam buah itu terdapat ulat. Lalu Nabi Daud yang dikenal kuat, bertanya, mengapa Allah menciptakan ulat?
Ternyata, Allah memberikan kuasa kepada si ulat untuk menjawab pertanyaan si Nabi Daud. Begini jawabannya, sebagaimana tertulis dalam kitab Mukasyafatul Qulub Imam Al Ghazali.
Allah menciptakan ulat sehingga dia setiap hari membaca shalawat berikut ini sebanyak seribu kali pada pagi hari:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ وَ عَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلِّم
Allahumma shalli ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummi wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallim
Ya Allah limpahkanlah keselamatan dan ketenangan kepada Nabi Muhammad yang ummi, dan juga keluarga dan sahabatnya.
Kemudian pada malam hari ulat membaca dzikir berikut ini berkali-kali,
سُبْحَانَ الله وَالْحَمْدُ لِلَّه وَ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَ اللهُ اَكْبَر
Subhanallah, wal hamdulillah, wa laa ilaaha illa Allah, wallahu akbar.
Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Mahabesar Allah.
Hikmah di balik kisah
Tak ada kesia-siaan di balik segala ciptaan Allah. Pasti ada hikmahnya, sebagaimana dijelaskan Allah dalam Surah Ali Imran 190-191
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
Ulama Wahbah Zuhaili dalam tafsir al-wajiz menjelaskan sebagai berikut:
Sesungguhnya dalam penciptaan dan pembuatan langit dan bumi, pergantian malam dan siang hari dengan sangat terperinci, pergantian keduanya dalam waktu yang lama maupun singkat, panas dan dingin, serta peristiwa lainnya itu mengandung dalil yang jelas atas keberadaan, kuasa dan keesaan Allah bagi orang-orang yang berakal sehat.
Ayat ini diturunkan ketika suku Quraisy meminta Nabi SAW dengan berkata: “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk menjadikan bukit Shafa menjadi emas” Lalu beliau berdoa kepada Tuhan. Kemudian turunlah ayat ini (Inna fii khalqissamaawaati), Maka sebaiknya kalian memikirkan hal tersebut.
Ayat berikutnya adalah sebagai berikut
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu’ụdaw wa ‘alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Maksudnya adalah:
Orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam segala kondisinya, yaitu dalam keadaan berdiri ketika shalat, duduk di masjlis mereka, dan bersandar ketika dalam keadaan junub. Mereka berpikir tentang kehebatan penciptaan langit, bumi dan meyakininya. Mereka berkata:
“Wahai Tuhan Kami, Engkau tidak menciptakan hal ini sia-sia dan hanya sebagai hiburan, namun Engkau menciptakannya sebagai petunjuk atas kuasa dan hikmah-Mu. Kami menyucikanmu dari segala sesuatu yang tidak sesuai dengan-Mu dan dari kesia-siaan. Maka jadikanlah ketaatan kami kepada-Mu itu sebagai pelindung dari neraka” [SB]