Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Moskow Lepas Tangan Hubungan Rusia dan Amerika Serikat di Titik Terendah

Januari 25, 2024 Last Updated 2024-01-25T04:07:49Z


Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berkeras Moskow tidak bertanggung jawab atas hubungan Amerika Serikat dan Rusia yang saat ini mencapai titik terendah sepanjang masa. Beban untuk memulihkan hubungan tersebut sepenuhnya ada di tangan Washington.


Hubungan Amerika Serikat dan Rusia memburuk ketika meletupnya perang Ukraina pada Februari 2022. Moskow mengutuk Washington dan negara-negara Barat lainnya karena menjatuhkan sanksi ke Rusia yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan mengirimkan senjata ke Kyev. Kremlin berpandangan mengirim senjata ke Ukraina hanya memperpanjang konflik, tanpa mengubah hasil.


Masalah besar lainnya dalam hubungan bilateral Amerika Serikat dan Rusia adalah perluasan NATO hingga ke perbatasan-perbatasan Rusia, yang dilihat Moskow sebagai sebuah ancaman eksistensial. Rusia mengatakan keinginan Ukraina bergabung dengan NATO adalah salah satu alasan utama munculnya konflik yang ada saat ini.


Dalam sebuah wawancara dengan CBS News yang dipublikasi pada Senin, 22 Januari 2023, Lavrov menekankan Rusia tidak akan mengambil inisiatif untuk memperbaiki hubungan tersebut karena bukan Rusia yang memanjakan Amerika Serikat. Hubungan Rusia dan Amerika Serikat hancur akibat ancaman Washington ke Rusia dan mengabaikan besarnya niat baik yang diperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin selama dua periode menjabat sebagai orang nomor satu di Rusia.


“Para pembuat keputusan dari negara-negara Barat menilai Putin ‘terlalu baik’ dan mencoba menyimpannya di kantong mereka, di mana ini sebenarnya adalah sebuah kesalahan.


Lavrov menyayangkan karena politikus yang berkuasa di Washington saat ini seperti tidak mengambil pelajaran dari apa yang digambarkannya sebagai kebijakan-kebijakan yang tidak bisa diterima yang sudah dipromosikan Amerika Serikat pada awal 1990-an. Ucapan itu disampaikan Lavrov setelah Presiden Putin pada akhir bulan lalu mengakui kalau dia adalah orang yang naif pada awal karir politiknya karena meyakini tak ada alasan mendasar bagi Rusia dan negara-negara Barat untuk berselisih setelah runtuhnya Uni Soviet. [SB]

×