Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mohon Maaf Pak Jokowi, RI Ternyata Kalah Jauh dari India

Januari 11, 2024 Last Updated 2024-01-11T07:34:38Z


Bank Dunia atau World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi India akan mencapai 6,4% pada 2024. Angka tersebut jauh melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan 4,9%.


"India diperkirakan akan mempertahankan pertumbuhan tercepat di antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia," kata Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi 2024 dikutip pada Kamis (11/1/2024).


Meski demikian, Bank Dunia menyebut pertumbuhan ini sebenarnya lebih lamban daripada pertumbuhan pasca-pandemi yang mencapai 9,1% pada 2021 dan 7,2% pada 2022. "Pertumbuhan kemudian diharapkan pulih secara bertahap hingga 6,4% pada 2023/2024 hingga 6,5% pada tahun fiskal 2024/2025," tulis Bank Dunia.


Lembaga internasional ini menyebut kondisi investasi di negeri Bollywood itu akan melambat, namun tetap kuat. Pertumbuhan investasi itu ditopang oleh investasi publik, dan perbaikan neraca perusahaan terutama di sektor perbankan.


Pertumbuhan konsumsi diperkirakan akan melambat, seiring permintaan terpendam setelah pandemi yang berkurang. Bank Dunia memperingatkan ada kemungkinan inflasi harga pangan yang tinggi di India.


"Kemungkinan besar akan terjadi inflasi harga pangan yang tinggi dan terus-menerus membatasi pengeluaran, khususnya di kalangan masyarakat berpendapatan rendah," tulisnya.


Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan pada 2024 ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih lambat di bawah 5%. Berdasarkan laporan Bank Dunia pertumbuhan ekonomi akan turun menjadi 4,9%, lebih rendah dari perkiraan 2023 sebesar 5% dan realisasi 2022 5,3%.


Ada sederet faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Antara lain situasi global, di mana ekonomi dunia akan tumbuh melambat menjadi 2,4% dari 2,9% pada 2023.


Sederet risiko yang diungkapkan oleh Bank Dunia. Antara lain meningkatnya konflik yang baru-baru ini terjadi di Timur Tengah dan gangguan pasar komoditas terkait, tekanan keuangan di tengah.


Meningkatnya utang dan tingginya biaya pinjaman, inflasi yang terus-menerus, aktivitas di China yang lebih lemah dari perkiraan, fragmentasi perdagangan dan perubahan iklim. [SB]

×