Pemberitaan dari Arab Saudi kembali membuat heboh. Ini terkait mulai longgarnya kebijakan negeri itu terhadap kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Kerajaan Raja Salman Abdulaziz Al Saud disebut mengizinkan kelompok itu datang ke negeri tersebut. Bagaimana kronologinya?
Hal ini bermula dari sebuah situs thepinknews. Pemberitaan tersebut pun mengacu pada situs resmi pariwisata kerajaan visitsaudi.com.
Dalam update terbaru per 1 Mei, situs tersebut memuat pertanyaan yang kerap ditanyakan pengunjung dalam segmen "Frequently Asked Questions". Di kolom General Information ditemukan pertanyaan apakah pengunjung LGBT diperbolehkan berkunjung ke Arab Saudi.
"Setiap orang diizinkan mengunjungi Arab Saudi," jawab kolom itu, sejak awal Mei lalu.
"Dan para pendatang tidak akan ditanyakan pertanyaan personil secara detil," tambahnya lagi.
Hal sama juga dikatakan untuk masalah kontroversial lain, yakni pasangan tak menikah. Namun catatan menghormati adat istiadat setempat diberikan.
"Setiap orang dipersilahkan mengunjungi Arab Saudi," jawabnya.
"Tapi, tolong hargai adat istiadat setempat dan berperilaku sesuai saat berada di tempat umum," tulis situs tersebut.
Hal ini juga dimuat media lain Al-Monitor. Seperti kebanyakan negara mayoritas Muslim di Timur Tengah, hubungan sesama jenis dilarang oleh hukum di Arab Saudi.
Ini karena budaya konservatif dan interpretasi tradisional hukum Islam, syariah, yang melarang homoseksualitas. Hubungan sesama jenis dapat dihukum mati atau cambuk di Arab Saudi.
Namun disebutkan bagaimana kerajaan tidak konsisten pada kebijakan itu. Menurut media tersebut, tidak ada tuntutan yang diketahui untuk hubungan sesama jenis selama tahun ini.
Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pemerintah setempat. Dilihat CNBC Indonesia Senin (8/5/2023) jawaban yang sama masih tertera soal LGBT meski di kolom pertanyaan alkohol, ada jawaban tegas soal larangannya.
Dalam beberapa tahun terakhir Arab Saudi memang melakukan sejumlah perubahan. Pada 2018, kerajaan mencabut larangan mengemudi bagi perempuan, meski beberapa aktivis yang mengkampanyekan hak wanita untuk menyetir kendaraan dilaporkan ditangkap sesaat sebelum keputusan tersebut.
Pada tahun yang sama, Arab Saudi mengumumkan wanita tidak lagi diharuskan mengenakan abaya, pakaian panjang yang menutupi tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Pada tahun 2021, pantai khusus Pure Beach dibuka di Jeddah di Laut Merah, yang menjadi pantai pertama di Arab Saudi di mana wanita bisa mengenakan bikini. [SB]