Korea Utara (Korut) disebut-sebut telah memberikan dukungan senjata untuk pejuang Palestina, Hamas, dalam aksinya menyerang Israel. Hal ini disampaikan mantan Duta Besar (Dubes) Israel untuk Korea Selatan (Korsel), Akiva Tor, kepada Voice of America (VOA).
Tor menyebut bahwa senjata-senjata tersebut sudah berada di Iran dalam waktu yang lama. Diketahui, Pyongyang menyuarakan dukungan kuat kepada Palestina.
Sejak Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober, foto-foto granat berpeluncur roket F-7 yang diklaim dibuat oleh Korut telah muncul di X, sebelumnya Twitter.
Bruce Bechtol, mantan perwira intelijen di Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang kini menjadi profesor ilmu politik di Angelo University di Texas, juga mengatakan kepada VOA Korean melalui email bahwa F-7 dalam sebuah foto merupakan pesawat buatan Pyongyang.
"Tampaknya sejumlah besar senjata yang digunakan Hamas berasal dari Korut," katanya.
Bechtol melanjutkan bahwa lebih banyak senjata Korut kemungkinan akan ditemukan di Gaza setelah Pasukan Pertahanan Israel memulai serangan darat di wilayah tersebut.
Para analis mengatakan tidak mengherankan bahwa Hamas tampaknya menggunakan senjata Korut karena negara pimpinan Kim Jong Un itu memiliki sejarah panjang dalam memasok senjata ke Hamas dan Hizbullah, sebuah kelompok proksi Iran di Lebanon.
James Jeffrey, yang sejak tahun 2018 hingga November 2020 menjabat sebagai perwakilan khusus AS untuk keterlibatan di Suriah, mengatakan bahwa Pyongyang telah lama memberikan senjata dan pengetahuan teknis kepada kekuatan radikal di Timur Tengah.
"Saya tidak akan terkejut karena Korut terlibat dalam penjualan dan pengiriman senjata ilegal, baik untuk menghasilkan uang maupun untuk mengacaukan tatanan internasional secara besar-besaran. Oleh karena itu, setiap kali kita mengalami krisis atau konflik baru, ada jejak Korut," pungkasnya.
Sementara itu, dalam pernyataan di kantor berita resmi Korut, KCNA, Pyongyang menegaskan bahwa informasi itu adalah palsu. Menurut Pyongyang, laporan tersebut adalah cara AS untuk mencari kambing hitam baru atas konflik yang terjadi di Gaza.
"Ini hanyalah upaya untuk mengalihkan kesalahan atas krisis Timur Tengah yang disebabkan oleh kebijakan hegemonik yang salah ke negara ketiga dan dengan demikian menghindari kritik internasional yang berfokus pada kerajaan kejahatan," kata negara itu dikutip AFP.
Korut awal pekan ini menyalahkan Israel karena menyebabkan pertumpahan darah di Gaza. Negara itu juga secara rutin menyalahkan AS karena mendorong semenanjung Korea ke jurang perang nuklir.
"Konflik Israel telah muncul sebagai beban strategis besar lainnya bagi Washington selain krisis Ukraina. Ini menunjukkan keterbatasan strategi hegemoni AS dan tujuannya untuk menjadi satu-satunya negara adidaya global," ujar pemerintah Korut. [SB]