Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Korea Utara Uji Coba Drone Nuklir di Bawah Air, Ini Alasannya

Januari 19, 2024 Last Updated 2024-01-19T07:58:29Z


Korea Utara melakukan uji coba sistem senjata nuklir bawah air sebagai protes terhadap latihan militer gabungan yang dilakukan Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang minggu ini.


Hal itu dilaporkan media pemerintah Korean Central News Agency (KCNA) pada Jumat (19/1/2024).


Dari laporan KCNA itu, Korut memberi nama uji coba sistem "Haeil-5-23", drone serangan bawah air berkemampuan nuklir yang dilakukan oleh lembaga pemikir kementerian pertahanan di perairan lepas pantai timur.


Sebagaimana diberitakan Reuters pada Jumat (19/1/2024), juru bicara kementerian yang tidak disebutkan namanya menuduh Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang menjadi panik dengan latihan militer Korut, dan memperingatkan adanya konsekuensi bencana.

Angkatan laut ketiga negara mengadakan latihan rutin selama tiga hari hingga Rabu, bersama dengan kapal induk AS Carl Vinson.


Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan tanggapan mereka terhadap ancaman nuklir dan rudal Pyongyang yang terus berkembang.


"Postur perlawanan berbasis nuklir bawah air tentara kita semakin disempurnakan dan berbagai tindakan responsif maritim dan bawah air akan terus menghalangi manuver militer angkatan laut AS dan sekutunya," kata juru bicara Kementerian Korea Utara dalam sebuah pernyataan, menurut KCNA.


Televisi pemerintah Korea Utara telah menayangkan uji coba ledakan atmosfer sebelumnya, yang telah dipantau oleh otoritas AS dan Korea Selatan, namun senjata bawah air yang dilaporkan belum diverifikasi secara independen.


Dijuluki "Haeil", yang berarti tsunami ialah sistem drone baru ini dilaporkan pertama kali diuji pada Maret 2023.


Media pemerintah mengatakan bahwa drone tersebut dimaksudkan untuk melakukan serangan diam-diam di perairan musuh dan menghancurkan kelompok penyerang angkatan laut dan pelabuhan operasional utama.


Cara kerja dari drone bawah air itu mampu menciptakan gelombang radioaktif yang besar melalui ledakan bawah air.


Uji coba bawah air terbaru yang dilaporkan terjadi beberapa hari setelah Korea Utara menembakkan rudal hipersonik berbahan bakar padat jarak menengah baru, yang dikutuk oleh Washington, Seoul dan Tokyo sebagai pelanggaran serius terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.


Utusan nuklir ketiga sekutu tersebut berkumpul di Seoul pada hari Kamis, juga mengutuk perdagangan senjata Pyongyang dengan Rusia.


Serta retorika yang semakin bermusuhan, tepat ketika menteri luar negeri Korea Utara mengunjungi Moskwa dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. [SB]

×