Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Korea Utara Hancurkan Monumen Lambang Persatuan dengan Korsel

Januari 25, 2024 Last Updated 2024-01-25T04:05:55Z


Korea Utara atau Korut telah menghancurkan sebuah monumen besar di Pyongyang yang melambangkan tujuan rekonsiliasi dengan Korea Selatan. Penghancuran monumen itu atas perintah pemimpin Kim Jong Un.


Pekan lalu, Kim Jong Un menyebut Korea Selatan sebagai musuh utama. Kim juga mengatakan reunifikasi dengan Korea Selatan tak mungkin lagi dilakukan.


Citra satelit Pyongyang pada hari Selasa menunjukkan bahwa monumen tersebut sudah tidak ada lagi. Monumen itu berbentuk lengkungan yang melambangkan harapan untuk reunifikasi Korea yang selesai setelah pertemuan puncak antar-Korea pada tahun 2000.


Reuters tidak dapat memastikan secara independen bahwa monumen tersebut, yang secara informal dikenal sebagai Gapura Reunifikasi, telah dibongkar.


Kim Jong Un menyebut monumen itu merusak pemandangan dalam pidatonya di Majelis Rakyat Tertinggi pada 15 Januari 2024. Dia memerintahkan amandemen konstitusi untuk mengatakan Korea Selatan adalah musuh utama Korea Utara.


Ketegangan meningkat di semenanjung Korea menyusul intensifnya manuver militer yang dilakukan oleh militer Korea Selatan dan AS. Latihan gabungan itu adalah tanggapan terhadap uji coba senjata oleh Korea Utara, yang menyatakan bahwa pihaknya bersiap untuk “perang nuklir” dengan musuh-musuhnya.


Lengkungan tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai Monumen Tiga Piagam Reunifikasi Nasional, berdiri setinggi 30 meter dan merupakan simbol dari tiga piagam, yaitu kemandirian, perdamaian dan kerja sama nasional. Ketika ditanya apakah Korea Utara tampaknya mengubah sikapnya dalam konflik dengan Korea Selatan, juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa AS mengamati hal ini dengan sangat cermat.


"Saya hanya ingin memberitahu Anda bahwa kami tetap yakin postur pertahanan yang kami pertahankan di semenanjung ini sesuai dengan risiko yang ada," ujarnya.


Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mulai menjabat pada tahun 2022, telah mengambil tindakan keras terhadap Korea Utara. Yoon Suk Yeol bereaksi keras terhadap tindakan militer Korea Utara yang telah meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea.


Korea Utara telah bersumpah untuk “memusnahkan” Korea Selatan jika diserang oleh pasukan Selatan dan AS. Akhir tahun lalu, Korea Utara menyatakan tidak berlaku lagi perjanjian penting yang ditandatangani dengan Korea Selatan pada tahun 2018 yang bertujuan untuk meredakan ketegangan militer. [SB]

×