Kelompok Houthi Yaman mengancam akan mengincar semua kapal yang menuju Israel tanpa memandang kewarganegaraan mereka. Karena itu, mereka memperingatkan semua perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.
Kelompok Houthi sebelumnya telah menyerang dan menyita beberapa kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah dan selat Bab al-Mandab. Jalur laut ini menjadi jalur pengiriman sebagian besar minyak mentah dunia.
Selain itu, kelompok ini juga menembakkan rudal balistik dan drone bersenjata ke arah Israel. Para pejabat Houthi menyebut apa yang mereka lakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
Sementara itu, Israel mengatakan serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan 'tindakan terorisme Iran' yang mempunyai konsekuensi maritim internasional.
Seorang juru bicara militer Houthi menegaskan semua kapal yang berlayar ke pelabuhan Israel dilarang memasuki Laut Merah dan Laut Arab.
"Jika Gaza tidak menerima makanan dan obat-obatan yang dibutuhkan, semua kapal di Laut Merah yang menuju pelabuhan Israel, apapun kewarganegaraannya, akan menjadi sasaran angkatan bersenjata kami," kata juru bicara Gaza dikutip dari channelnewsasia, Minggu (10/12/2023).
Kelompok Houthi adalah salah satu dari beberapa kelompok dalam "Poros Perlawanan" yang bersekutu dengan Iran dan telah menyerang Israel dan Amerika Serikat (AS) sejak 7 Oktober ketika militan Hamas menyerang Israel.
Dalam salah satu insiden terbaru, tiga kapal komersial diserang di perairan internasional pekan lalu. Ini mendorong sebuah kapal perusak Angkatan Laut AS untuk melakukan intervensi.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman dan pesisir Laut Merah, juga menyita kapal kargo milik Inggris bulan lalu yang memiliki hubungan dengan perusahaan Israel.
Amerika Serikat dan Inggris mengutuk serangan terhadap kapal tersebut, dan menyalahkan Iran atas perannya dalam mendukung Houthi. Teheran mengatakan sekutunya mengambil keputusan secara independen. [SB]