Militer AS pada melancarkan serangan baru di Yaman terhadap empat rudal balistik anti-kapal Houthi. Apa dampaknya?
Dikutip dari Reuters, Rabu (17/1), dua pejabat AS menyebut ini merupakan langkah terbaru terhadap kelompok yang bersekutu dengan Iran atas penargetan pengiriman Laut Merah.
Salah satu pejabat mengatakan rudal-rudal tersebut ditembakkan karena mereka bersiap untuk menargetkan kapal-kapal di wilayah tersebut. Serangan AS terjadi sehari setelah pasukan Houthi menyerang kapal curah kering Gibraltar Eagle yang dimiliki dan dioperasikan AS dengan rudal balistik anti-kapal.
Komando Pusat militer AS mengungkapkan penyerangan Houthi dilakukan menggunakan komponen rudal balistik dan rudal jelajah canggih buatan Iran dalam lebih dari empat tahun. Dalam operasi 11 Januari lalu juga sempat menyebabkan dua US Navy SEAL hilang di laut dekat pantai Somalia.
“Analisis awal menunjukkan senjata yang sama telah digunakan oleh Houthi untuk mengancam dan menyerang pelaut tak berdosa di kapal dagang internasional yang transit di Laut Merah,” kata Komando Pusat dalam sebuah pernyataan.
Kelompok Houthi, yang menguasai wilayah terpadat di Yaman, mengeklaim serangan mereka terhadap kapal komersial ditujukan untuk mendukung warga Palestina dalam perang Israel di Gaza. Serangan mereka telah mengganggu pelayaran global dan memicu ketakutan terhadap inflasi global.
Mereka juga memperdalam kekhawatiran bahwa dampak perang Israel-Hamas dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah.
Gerakan Houthi telah berjanji untuk terus melakukan serangan meskipun pekan lalu terjadi serangan terhadap kemampuan radar dan rudal. Beberapa ahli yakin mereka menyambut baik konflik dengan Amerika Serikat dan sekutunya.
Sebuah kapal curah berbendera Malta milik Yunani menjadi sasaran dan terkena rudal saat menuju utara di Laut Merah 76 mil laut barat laut pelabuhan Saleef di Yaman.
Juru bicara militer Houthi Yahya Sarea dalam sebuah pernyataan mengatakan pihaknya mendapat "serangan langsung" terhadap kapal Zografia yang sedang menuju Israel dengan rudal angkatan laut.
Kapal curah tersebut mengalami kerusakan material namun tidak ada korban jiwa, kata sebuah perusahaan keamanan dan dua sumber di kementerian pelayaran Yunani.
Pada hari Senin, operator Gibraltar Eagle yang berbasis di AS, Eagle Bulk Shipping, mengatakan bahwa kapal tersebut terkena “proyektil tak dikenal” saat berlayar 100 mil (160 km) di lepas pantai Teluk Aden.
"Serangan itu menyebabkan kebakaran di ruang tunggu kapal, yang membawa produk baja, namun tidak ada korban jiwa, dan kapal terus melanjutkan perjalanannya," katanya.
Kapal kontainer telah berhenti sejenak atau mengalihkan perhatian dari Laut Merah yang mengarah ke Terusan Suez, jalur angkutan tercepat dari Asia ke Eropa. Banyak kapal terpaksa mengambil rute yang lebih panjang melalui Tanjung Harapan. [SB]