Israel dilaporkan menarik tank-tanknya dari beberapa distrik kota Gaza Senin waktu setempat. Negeri itu juga mengumumkan rencana untuk mengurangi jumlah pasukan.
Mengutip Reuters, pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu tengah mengubah taktik perang. Di mana, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa militer akan menarik pasukan di Gaza bulan ini dan beralih ke fase operasi "pembersihan" yang lebih terlokalisasi selama berbulan-bulan.
Melansir laman yang sama, penurunan tempo di Gaza muncul ketika Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa penarikan kapal induknya dari Arab ke AS. Kapal induk Gerald R. Ford dilaporkan kembali ke pelabuhan asalnya di Virginia setelah sebelumnya dikerahkan ke Mediterania Timur.
"Pengurangan pasukan akan memungkinkan beberapa pasukan cadangan untuk kembali ke kehidupan sipil, menopang perekonomian Israel yang dilanda perang" kata pejabat Israel lagi, dikutip Selasa (2/1/2024).
Disebut pula bahwa pasukan cadangan pun tak akan dilibatkan jika terjadi konflik yang lebih luas di utara dengan Hizbullah, kepanjangan Hamas dan proksi Iran, di Lebanon. Pejabat Israel mengatakan ketegangan di perbatasan Lebanon "tidak akan dibiarkan berlanjut".
Sebelumnya, perang Gaza dipicu oleh serangan mendadak Hamas terhadap kota-kota Israel pada 7 Oktober sebagai balasan atas serangan ke komplek Masjidil Aqsa di awal tahun 2023 dan pendudukan Israel. Tel Aviv mengklaim kejadian tersebut menewaskan 1.200 orang.
Namun serangan membabi-buta Israel di Gaza selama hampir tiga bulan kini menewaskan lebih dari 21.978 orang. Rata-rata anak-anak dan wanita.
Skala pemboman Israel yang massif telah memaksa hampir seluruh penduduk meninggalkan rumah merken di Gaza. Ini telah menyebabkan sekutu Barat Israel, termasuk Amerika Serikat, mendesak negara tersebut untuk mengurangi serangannya.
Dalam laporan lain, beberapa summer mengatakan tank-tank juga ditarik keluar dari distrik al-Mina di Kota Gaza dan sebagian distrik Tel al-Hawa. Namun Israel tetap mempertahankan beberapa posisi di pinggiran kota yang mengendalikan jalan pantai utama di wilayah kantong tersebut.
Namun, tank-tank disebut masih berada di wilayah lain di Gaza utara. Para pejabat kesehatan mengatakan beberapa orang yang mencoba kembali ke rumah mereka di distrik selatan Kota Gaza namun terbunuh oleh tembakan Israel pada Minggu.
Di sisi lain, pertempuran dilaporkan masih terjadi di bagian tengah wilayah kantong tersebut terus berlanjut. Di mana tank-tank yang bergerak maju ke al-Bureij dan serangan udara menargetkan al-Nusseirat, al-Maghazi dan kota selatan Khan Younis.
"Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 10 orang di al-Maghazi, dan tujuh orang di sebuah rumah di Deir Al-Balah," kata pejabat kesehatan.
Israel Mau Bangkrut?
Meski belum membuat bangkrut, diketahui perekonomian Israel melambat karena perang. Dalam ramalan November, ekonomi 2023 hanya akan tumbuh 2% pada tahun 2023.
Ini turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,7% dan prediksi pemerintah 3,4%. Di 2022 ekonomi Israel tumbuh 6,5% sementara untuk tahun 2024, pertumbuhan diyakini hanya akan sebesar 1,6%.
Jika perang berakhir awal 2024, bisa saja pertumbuhan lebih baik, di mana ekonomi akan tumbuh 2,2%. Jika berlanjut, bahkan sampai 2025, pertumbuhan akan stagnan, hanya 0,2%.
"Faktor utama yang membebani pertumbuhan adalah sentimen konsumen yang buruk yang kemungkinan besar akan berdampak pada belanja swasta yang datar, yang merupakan pendorong pertumbuhan utama Israel," kata kementerian keuangan Israel.
"Situasi perang ditandai dengan tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, namun dampaknya terhadap perekonomian lebih dari sekedar insiden keamanan yang dialami oleh negara Israel selama dua dekade terakhir," muat sebuah laporan lain dari kantor kepala ekonom kementerian menjelang diskusi pemutakhiran APBN tahun 2023 dan 2024 Israel.