Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Israel Banjiri Terowongan Hamas di Gaza, Gencatan Senjata Gagal?

Januari 31, 2024 Last Updated 2024-01-31T04:50:52Z


Tentara Israel mengatakan telah membanjiri terowongan serangan Hamas pada Selasa (30/1/2024). Ini dilakukan di tengah pertempuran sengit di Gaza dan pembicaraan gencatan senjata permanen.


Militer Israel mengatakan pihaknya telah mengadopsi taktik menyalurkan air ke jaringan terowongan bawah tanah Hamas yang luas, yang mereka juluki sebagai "metro Gaza".


"Ini adalah bagian dari serangkaian alat yang dikerahkan oleh IDF (tentara Israel) untuk menetralisir ancaman jaringan terowongan bawah tanah Hamas," kata militer dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Rabu (31/1/2024).


Menurut sebuah penelitian dari akademi militer Amerika Serikat (AS), West Point, pada awal perang Israel-Hamas pada Oktober tahun lalu, terdapat 1.300 terowongan sepanjang 500 km di Gaza. IDF kemudian bersumpah untuk menghancurkannya pasca serangan Hamas.


Tentara Israel mengatakan bahwa banyak sandera yang diambil oleh Hamas telah ditahan di jaringan terowongan yang luas. Pada Desember, beberapa media Israel melaporkan bahwa militer cenderung membanjiri terowongan dengan air laut yang dipompa dari Mediterania.


Namun para ahli telah memperingatkan bahwa pilihan tersebut berbahaya dan menimbulkan risiko besar bagi warga sipil Gaza yang terkepung.


"Ini akan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur air dan limbah yang sudah rapuh di Gaza," kata koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, Lynn Hastings, pada Desember lalu. "Bahkan ada risiko runtuhnya bangunan dan jalan karena meningkatnya tekanan dan infiltrasi air laut ke Gaza."


Namun IDF mengatakan bahwa mereka telah melakukan tindakan pencegahan agar tidak "merusak air tanah di daerah tersebut".


"Pemompaan air hanya dilakukan di jalur terowongan dan lokasi yang sesuai, sesuai dengan metode pengoperasiannya untuk setiap kasus," katanya.


"Alat ini adalah salah satu dari serangkaian kemampuan yang dikembangkan oleh IDF dan lembaga keamanan Israel dalam beberapa tahun terakhir untuk beroperasi melawan infrastruktur bawah tanah Hamas di Jalur Gaza."


Labirin terowongan ini awalnya digunakan untuk melewati blokade Israel di Jalur Gaza setelah Hamas berkuasa pada tahun 2007, yang memungkinkan penyelundupan manusia, barang dan persenjataan masuk dan keluar Mesir.


Gencatan Senjata


Dalam upaya terbaru untuk menengahi gencatan senjata baru, pertemuan di Paris pada tanggal 29 Januari antara pejabat tinggi AS, Israel, Mesir dan Qatar menghasilkan sebuah kerangka kerja.


Hamas mengatakan pada tanggal 30 Januari bahwa mereka telah menerima proposal tersebut. Melalui akun Telegramnya, mereka mengatakan "sedang dalam proses memeriksanya dan menyampaikan tanggapannya".


Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, yang pemerintahannya membantu menengahi gencatan senjata sebelumnya pada November, menyuarakan harapan bahwa kesepakatan awal dapat menghasilkan gencatan senjata permanen.


Sheikh Mohammed mengatakan rencana saat ini mencakup gencatan senjata bertahap yang akan membebaskan sandera perempuan dan anak-anak terlebih dahulu, dan lebih banyak bantuan juga akan masuk ke Gaza.


Sementara itu, AS menyatakan harapannya untuk mencapai kesepakatan, dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan "pekerjaan yang sangat penting dan produktif telah dilakukan".


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya juga menyebut pembicaraan itu "konstruktif", mengesampingkan pembebasan "ribuan" tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di Gaza.


"Saya ingin memperjelas... Kami tidak akan menarik IDF dari Jalur Gaza dan kami tidak akan melepaskan ribuan teroris. Semua ini tidak akan terjadi," katanya pada 30 Januari.

×