Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Iran Genjot Nuklir, "Bom" Baru Siap Hantam Israel?

Januari 04, 2024 Last Updated 2024-01-04T03:31:51Z



Iran dilaporkan terus menggenjot produksi nuklirnya. Ini terjadi saat Teheran panas dengan Israel pasca serangan Tel Aviv ke Gaza, Palestina, dan terbunuhnya petinggi militer Iran di Suriah.

Hal ini dilaporkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rabu waktu setempat. Iran disebut mencapai pengayaan uranium pada tingkat 60%, mendekati tingkat senjata sebesar 90%.


IAEA mengatakan para pengawasnya telah memverifikasi peningkatan tingkat produksi itu sejak akhir November di fasilitas di Natanz dan Fordow. Produksi naik 9 kg (20 pon) per bulan, tingkat produksi yang sama dengan paruh pertama tahun 2023 lalu.


Laporan ini mengundang komentar Amerika Serikat (AS). Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menyampaikan bahwa laporan yang dikeluarkan oleh memperingatkan bahaya dari pengayaan ini.


"Eskalasi nuklir Iran semakin memprihatinkan pada saat proksi yang didukung Iran terus melakukan aktivitas berbahaya dan mengganggu stabilitas di kawasan," kata juru bicara AS itu dikutip Al Jazeera, Kamis (28/12/2023).


"Termasuk serangan pesawat tak berawak yang mematikan baru-baru ini dan upaya serangan lainnya di Irak dan Suriah serta serangan Houthi terhadap kapal pelayaran komersial di Laut Merah."


Sementara itu, Kepala Energi Atom Iran menepis kekhawatiran tersebut pada hari Rabu. Mereka bersikeras bahwa Iran "tidak melakukan hal baru" dan bekerja "sesuai aturan".


"Kepala Energi Atom Iran Mohammad Eslami pada hari Rabu menolak peringatan IAEA," menurut media Iran.


Laporan ini sendiri muncul setelah Iran dan milisi-milisi dukungannya di Timur Tengah terlibat pertempuran dengan Israel. Mereka menyerang Negeri Yahudi itu sebagai bentuk dukungan terhadap milisi Hamas dari Gaza, Palestina.


Milisi penguasa Yaman yang dibeking Iran, Houthi, telah menyerang beberapa kapal-kapal yang memiliki kaitan dengan Israel. Mereka bersikeras aksi ini akan terus dilakukan hingga Israel berhenti menyerang Gaza.


Di sisi lain, seorang penasihat senior di Korps Garda Revolusi Iran, Sayyad Razi Mousavi, tewas dalam serangan udara Israel di luar ibu kota Suriah, Damaskus pada hari Senin.


Televisi pemerintah Iran menghentikan program rutinnya untuk mengumumkan bahwa Mousavi telah terbunuh. Ia digambarkan sebagai brigadir jenderal dan salah satu tokoh Garda Revolusi yang paling penting di Suriah, yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan aliansi militernya dengan Iran.


"Tidak diragukan lagi, rezim Zionis yang perampas kekuasaan dan biadab akan menanggung akibatnya," kata Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Senin, menurut kantor berita Iran Tasnim, dikutip The Daily Beast.


"Tindakan ini merupakan tanda frustasi, ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan rezim Zionis yang menduduki," ujarnya. [SB]


×