Perang di Gaza, Palestina benar-benar melebar. Kelompok Houthi di Yaman dilaporkan mulai ikut menyerang Israel.
Houthi menembakkan drone dan rudal Selasa (31/10/2923). Kelompok ini secara tegas mendukung Palestina sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.
"Sejumlah besar rudal balistik dan drone telah diluncurkan ke arah Israel," kata juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dikutip Reuters.
"Akan ada lebih banyak serangan serupa ke Israel... Untuk membantu Palestina meraih kemenangan," tambahnya mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Saree mengatakan serangan tersebut adalah yang ketiga yang dilakukan kelompok Houthi terhadap Israel sejak awal konflik. Sejumlah media yakin, pernyataan itu mengonfirmasi bahwa Houthi berada di balik serangan pesawat tak berawak (drone) pada 28 Oktober yang mengakibatkan ledakan di Mesir dan serangan lain di tanggal yang sama, meski berhasil dicegat angkatan laut AS.
Ikut sertanya Houthi dikhawatirkan akan menimbulkan risiko lebih dalam pada regional Arab. Sebelumnya sejumlah negara, termasuk penghasil minyak besar dunia Arab Saudi, telah mewanti-wanti agar konflik tak meluas.
Kelompok Houthi adalah bagian penting dari "Poros Perlawanan", yang menentang Israel dan Amerika Serikat (AS). Houthi telah menunjukkan kemampuan rudal dan drone mereka selama perang Yaman dalam serangan terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Di sisi lain, milisi Irak yang didukung Iran telah menembaki pasukan AS di Irak dan Suriah. Sementara Hizbullah di Lebanon dilaporkan telah melakukan baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan kedua negara.
Kemarin, militer Israel juga mengatakan pasukannya mencegat sebuah "rudal permukaan-ke-permukaan" yang ditembakkan ke wilayah Israel dari wilayah Laut Merah. Negeri Zionis itu mengatakan bahwa rudal tersebut "berhasil dicegat" oleh sistem pertahanan udara 'Panah'.
Sementara itu, Iran sendiri telah memberi peringatan baru ke Israel. Negara itu mengatakan bahwa proksi tidak akan "tinggal diam" terhadap perang Israel-Hamas.
Menurutnya, wajar jika sejumlah kelompok menyerang Israel sehubungan dengan perang terhadap Hamas. Negeri itu bahkan menyebut akan ada dampak yang lebih luas jika gencatan senjata tidak tercapai.
Pernyataan tersebut dibuat oleh diplomat top Iran Hossein Amir-Abdollahian di ibu kota Qatar, Doha, Selasa. Pernyataan kelar setelah ia bertemu dengan Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani dan mitranya dari Qatar untuk membahas dorongan bagi terobosan diplomatik.
"Wajar jika kelompok dan gerakan perlawanan tidak tinggal diam terhadap semua kejahatan yang dilakukan oleh Israel," kata Amir-Abdollahian dalam sambutan yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Iran, dikutip dari AFP.
"Mereka tidak akan menunggu saran siapa pun, oleh karena itu kita perlu menggunakan peluang politik terakhir untuk menghentikan perang," tambahnya seraya menyebut situasi bisa "tidak terkendali". [SB]