Calon Presiden (Capres) RI nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan Indonesia bisa saja terancam utang baru hingga Rp 1.300 triliun. Hal ini diperoleh atas transisi energi ke pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Hal itu dikatakan Ganjar dalam Dialog Capres bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dengan tema Menuju Indonesia Emas 2045.
Ganjar menyebutkan jika Indonesia tidak berusaha sendiri ataupun berusaha mencari kerja sama untuk mengembangkan pemanfaatan EBT di dalam negeri, maka Indonesia bisa terjebak utang hingga Rp 1.300 triliun besarnya.
"Fasilitas gak sulit, engineer juga gak sulit mengerjakan ini. Kalau tidak, kita punya utang kurang lebih dari Rp 1.300 triliun akan menanggung kerusakan, tapi investasi balance Rp 1.300 triliun. Kalau kita produksi sendiri kenapa tidak," ujarnya dalam Dialog Capres bersama Kadin, dikutip Jumat (12/1/2024).
Adapun, Ganjar mengatakan pihaknya sudah menghitung potensi EBT dalam negeri yang bisa dimanfaatkan.
"Kami bahkan sudah hitung beberapa potensi dr energi baru terbarukan yang bisa kita generate, banyak sekali. Geothermal umpama, ada gas rawa. Ini saya prakktikkan untuk sebutan kami desa mandiri energi. Itu kita praktikkan jadi 25-30 tahun mereka sudah free," imbuh dia.
Ganjar menyebutkan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki di Indonesia juga bisa mengurangi kondisi yang terjadi saat ini yang mana masih ada listrik yang berlebih khususnya di Jawa.
"Pasir silika kita punya loh. Energi yang sekarang sedang berlebih dari PLN wabilkhusus di Jawa. Kenapa kita tidak ciptakan industri yang butuh energi besar. Kenapa? Ini ruang yang bisa membalance untuk pertumbuhan ekonomi jadi naik. Kita kasih ini ada energi gede yang besar sekali," tandasnya. [SB]