Pakar politik menilai munculnya akun Twitter @aniesbubble membuat kampanye tidak lagi monoton namun pengaruh akun tersebut dirasa masih belum signifikan untuk Pilpres 2024.
Diketahui, akun @aniesbubble meramaikan Twitter dengan unggahan sejumlah aktivitas calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam beberapa hari terakhir.
Akun dengan pengikut 107.590 tersebut, selalu menyertakan cuitan dengan bahasa Korea ketika mengunggah aktivitas Anies, yakni mulai kegiatan 'Desak Anies' hingga live di media sosial TikTok.
Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam mengatakan, partisipasi netizen dalam pemilihan umum (Pemilu) tidak hanya terjadi di tahun ini.
"Seingat saya partisipasi netizen mulai muncul dan meluas saat Pak Joko Widodo ikut running Pilgub (Pilihan Gubernur) DKI (Jakarta)," kata Surokim, ketika dihubungi melalui pesan, Kamis (4/1/2024).
"Mulai dari fenomena flashmob dan tren baju kotak-kotak yang kemudian diikuti netizen. Saya pikir itu cikal bakal kekuatan netizen mulai diperhitungkan dalam kancah politik," tambahnya.
Sedangkan, kata Surokim, dibuatnya @aniesbubble yang basis fans Kpop tersebut berdampak positif. Sebab, para pemilih muda secara sadar berpartisipasi dalam agenda politik.
"Ada kreativitas dan kebaharuan, agar dinamika kampanye tidak monoton dan bisa meluaskan dukungan dari gen Z dalam partisipasi politik," jelasnya.
Surokim menyebut, @aniesbubble juga membantu memperkenalkan program yang ditawarkan, Anies dan pasanganya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) kepada generasi Z melalui media sosial.
"Partisipasi netizen di era sekarang terkadang jauh lebih kuat dan powerfull, karena dirasa lebih alami dan genuine (asli)," ujarnya.
Oleh karena itu, Surokim mengungkapkan, paslon lainya sudah seharusnya memperhitungkan kehadiran akun itu.
"Bisa jadi fenomena itu mulai menguat di udara (medsos) di kalangan gen Z dan memang harus diperhitungkan. Tapi menurut saya masih butuh penguatan untuk ekspansi dalam bentuk aksi kongkret," ucapnya. [SB]