Pemerintah China menjatuhkan sanksi kepada 5 produsen senjata Amerika Serikat karena menjual senjatanya ke Taiwan.
Penjatuhan sanksi ini membuat kondisi makin panas, karena Beijing mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya. Pemerintahan Xi Jinping juga tak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militernya untuk menyatukan bekas wilayah protektorat Inggris dengan daratan China tersebut.
Sementara, Amerika Serikat memprotes sanksi itu dengan menyatakan negaranya diwajibkan oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk mempertahankan diri.
Sanksi yang dijatuhkan China ini dilakukan menjelang pemilihan presiden dan parlemen Taiwan pada 13 Januari. China bersikap keras dengan adanya Pemilu ini dengan menyebut bahwa gelaran pemilihan itu sebagai pilihan antara perang dan perdamaian.
Bulan lalu, Departemen Luar Negeri AS menyetujui pembelian paket senjata senilai US$300 juta untuk memperkuat sistem komando dan kendali tempur gabungan Taipei. Beijing merespons dengan menyatakan akan mengambil "tindakan balasan" yang tidak ditentukan terhadap perusahaan-perusahaan yang terlibat.
Kementerian Luar Negeri China pada Minggu memberikan sanksi kepada perusahaan BAE Systems Land and Armament, Alliant Techsystems Operation, AeroVironment, ViaSat dan Data Link Solutions.
"Tindakan penanggulangannya terdiri dari pembekuan properti perusahaan-perusahaan tersebut di China, termasuk properti bergerak dan tidak bergerak, dan melarang organisasi dan individu di China melakukan transaksi dan kerja sama dengan mereka," kata Kemenlu China, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (7/1/2024).
"Penjualan senjata AS ke wilayah Taiwan di China sangat merugikan kedaulatan dan kepentingan keamanan China."
Beijing telah meningkatkan tekanan terhadap Taiwan sejak Tsai Ing-wen pertama kali terpilih sebagai presiden pada tahun 2016, dengan mengklaim bahwa Taiwan menginginkan kemerdekaan. Tsai mengatakan, masa depan mereka bergantung pada rakyat Taiwan.
Wakil Presiden Taiwan, William Lai mencalonkan diri dalam Pemilu 2024 ini melawan calon dari Hou Yu-ih dari KMT yang lebih ramah terhadap China.
Taiwan telah melaporkan penampakan rutin pesawat tempur dan balon China di sekitar pulau itu dalam beberapa minggu menjelang pemilu dan telah memperingatkan Beijing agar tidak berusaha mempengaruhi hasil pemilu. [SB]