Dinamika panas mewarnai masa-masa menjelang pemilihan presiden (pilpres) RI 14 Februari mendatang. Eskalasi dialami oleh calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, dan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Baru-baru ini, Prabowo, yang juga Menteri Pertahanan (Menhan) memberikan sebuah pernyataan yang berkaitan dengan ucapan Anies dalam debat capres pekan lalu yang memberikan nilai 11 dari 100 untuk pertahanan RI.
Tanpa menyebutkan nama, Prabowo mengatakan bahwa pemberi nilai tersebut adalah seorang penghasut dan tidak beretika.
"Ada tukang penghasut. Tapi saya enggak sebut namanya, lho. Nanti dibilang Prabowo emosi lagi. Ada yang coba mengadu saya dengan rakyat," ujar Prabowo di hadapan ribuan relawan di Graha Wangsa, Kota Bandarlampung, Lampung, Kamis (11/1/2024) dikutip CNN Indonesia.
Prabowo menambahkan bahwa pernyataan orang tersebut telah menyesatkan karena menggunakan data yang salah. Menurutnya, taktik semacam itu tidak dapat lagi digunakan karena rakyat sudah cerdas.
"Mau mengadu saya dengan rakyat, tapi pakai data keliru. Katanya saya punya tanah 330 ribu hektare. Lha, itu tanah negara, mas. Kalau negara perlu, ambil semuanya. Sori yee, ndoro mas. Emang gue pikirin."
Anies dan Prabowo diketahui berdebat panjang pada debat yang dilaksanakan tanggal 7 Desember lalu. Anies menyentil Prabowo terkait rencana pembelian pesawat tempur bekas Mirage dari Qatar.
Tak hanya itu, secara terang-terangan, Anies menyebut banyak pelanggaran etika yang terkait dengan capres yang merupakan pendiri Partai Gerindra itu. Salah satunya adalah pengambilan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, sebagai cawapres dari Prabowo.
"Ketika ada pelanggaran etika bapak tetap jalan terus dengan cawapres yang melanggar etika artinya ada kompromi atas standar etika. Ini fakta. Kemudian dalam pidato data mengolok-olok tentang etika, saya tidak tega mengulanginya pertanyaan penjelasan bapak atas itu semua," kata Anies. [SB]