Arab Saudi buka suara soal ledakan bom yang menewaskan ratusan orang di Kerman, Iran, Rabu (3/1/2024). Hal ini disampaikan dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Riyadh.
Riyadh mengutuk serangan teror tersebut. Negeri Raja Salman menyampaikan duka cita mendalamnya terhadap warga Iran yang berduka.
"Arab Saudi menyampaikan belasungkawa kepada Iran atas korban tewas dalam ledakan tersebut dan berharap korban luka segera pulih," tulis pernyataan itu dikutip Anadolu Agency, dikutip Kamis (4/1/2023).
Saudi sendiri sebelumnya memutuskan hubungan dengan Iran sejak 2016 lalu. Keretakan ini akhirnya berakhir pada 2023 setsetelah Riyadh dan Teheran sepakat melakukan hubungan diplomatik kembali dengan inisiasi China.
Selain Saudi, beberapa pemimpin dunia juga menyampaikan rasa dukanya dan kecamannya atas aksi teror ini. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan belasungkawa kepada kepemimpinan Iran pada hari Rabu atas ledakan tersebut dan juga mengecam keras bentuk-bentuk aksi terorisme seperti ini.
"Putin mengutuk terorisme dalam segala bentuknya dan mengatakan serangan terhadap masyarakat damai mengejutkan karena kekejaman dan sinismenya," tulis pernyataan itu dikutip RIA Novoski.
Selain Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan akan berada di sisi Iran dalam melawan aksi terorisme ini. Ia berharap rakyat Iran tabah diri atas kejadian yang mereka alami.
"Presiden Turki pada hari Rabu menyampaikan belasungkawa kepada rekannya dari Iran atas ledakan mematikan di dekat makam Jenderal Iran Qassem Soleimani yang terbunuh," kata Direktorat Komunikasi Turki dalam sebuah pernyataan yang diposting di X.
Dua ledakan mengguncang Kerman, Iran saat upacara peringatan kematian Jenderal Qassem Soleimani. Ia terbunuh tahun 2020 lalu karena serangan drone Amerika Serikat (AS) saat Donald Trump menjadi presiden.
Sejauh ini, 103 orang tewas sementara 211 luka-luka. Ledakan pertama dan kedua berjarak 20 menit di lokasi yang hampir sama, di mana warga ramai berkumpul dekat makam Soleimani.
Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita negara IRNA bahwa dua alat peledak ditanam di sepanjang jalan menuju pemakaman. Namun bom tersebut diledakkan dari jarak jauh.
Perang Gaza Melebar Makin Jelas
Sementara itu, mengutip Al-Jazeera, analis politik senior Marwan Bishara mengatakan "awan gelap perang" yang terjadi di Timur Tengah kini makin meningkatnya ketegangan regional. Diketahui ledakan terjadi di tengah perang Gaza yang makin berkecambuk, serangan Houthi di Laut Merah, serta pembalasan Hizbullah karena serangan drone Israel ke Lebanon yang membunuh petinggi Hamas.
"Apa pun bisa terjadi sekarang di wilayah ini," katanya.
"Ada begitu banyak kekerasan yang terpendam, begitu banyak ketegangan yang terpendam, begitu banyak konflik dan begitu banyak bagian yang bergerak," jelasnya.
"Dari Laut Merah, hingga perbatasan Iran-Irak, hingga Yaman, Teluk. Pada dasarnya semua wilayah di kawasan ini berpotensi untuk melakukan eskalasi lebih lanjut," tegasnya. [SB]