Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Warga Muslim di AS Janji Tak Akan Pilih Joe Biden di Pemilu 2024

Desember 05, 2023 Last Updated 2023-12-05T06:53:37Z


Presiden AS Joe Biden saat bertemu Presiden Jokowi di Ruang Oval Gedung Putih di Washington DC, AS, Senin 


Para pemuka agama Islam di beberapa negara bagian Amerika Serikat pada Sabtu (2/11) berjanji menentang upaya Presiden Joe Biden untuk kembali terpilih dalam pemilu 2024 mendatang.


Kampanye penolakan terhadap Biden yang dijuluki #AbandonBiden ini adalah respons atas dukungan Gedung Putih atas genosida di Jalur Gaza oleh Israel — yang dibumbui dalih 'mempertahankan diri'.


Dikutip dari Al Jazeera, kampanye #AbandonBiden bermula dari aksi warga muslim Amerika di Minnesota, kemudian meluas ke negara-negara bagian lain yang krusial dalam pemungutan suara seperti Michigan, Arizona, Wisconsin, Pennsylvania, dan Florida.


Kampanye #AbandonBiden berasal dari kekecewaan warga muslim Amerika lantaran Biden beserta Partai Demokrat yang dipimpinnya enggan menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza. Padahal, korban jiwa Palestina di wilayah kantong itu nyaris mencapai 15 ribu.


Pihak berwenang AS dan Israel selama ini kekeuh menolak tekanan internasional untuk menyerukan gencatan senjata permanen di Jalur Gaza. Terlebih, Wakil Presiden Kamala Harris pada Sabtu (2/11) juga kembali menggemakan hak Israel untuk 'mempertahankan diri'.



Presiden Jokowi bertemu Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, AS, Senin (13/11/2023).


"Kami tidak mendukung Trump," jelasnya. Namun, Hussein mengaku komunitas muslim di AS akan memutuskan bagaimana mereka akan memilih dalam pemilu nantinya.


Sejak pertempuran pecah di Jalur Gaza awal Oktober lalu, Biden telah berulang kali menyuarakan dukungannya terhadap Israel — pada saat bersamaan, mendukung two-state solution sebagai jalan keluar dari krisis Palestina dan Israel.


Biden menentang gencatan senjata di Jalur Gaza dengan alasan itu hanya akan menguntungkan Hamas. Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) juga bahkan berbagi informasi intelijen bahwa Hamas telah mendirikan terowongan bawah tanah di berbagai rumah sakit di Jalur Gaza sebagai pusat komando.


Faktanya, klaim itu sampai saat ini tidak terbukti sementara ratusan orang dari segala usia meninggal dunia setiap harinya. Sejak saat itu, popularitas di kalangan warga AS menyusut, menjadi hanya 17 persen — padahal dia memiliki mayoritas besar pada 2020.(kumparan)

×