Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Turki Peringatkan Israel, Jangan Targetkan Serangan ke Anggota Hamas di Perbatasan

Desember 05, 2023 Last Updated 2023-12-05T08:02:26Z

Kehancuran Kota Gaza semakin menjadi-jadi setelah pada Senin 4 Desember 2023 kemarin jet-jet tempur Israel menggelar serangan tanpa henti atas wilayah ini. 


Pemerintah Turki menggertak balik Israel dengan memperingatkan agar militer Israel jangan coba-coba mengincar target anggota Hamas di wilayah perbatasan.


Pernyataan itu dikeluarkan Pemerintah Turki untuk merespon ancaman seorang pejabat senior intelijen Israel bernama Ronen Bar yang menjanjikan tanggapan 'mirip Munich' terhadap serangan para pejuang Hamas pada 7 Oktober 2023 di wilayah Israel Selatan.


Turki menegaskan kepada Israel bahwa menargetkan anggota Hamas di dalam wilayah perbatasannya akan mengakibatkan “konsekuensi serius” bagi Israel.


Sebelumnya, Ronen Bar, yang sehari-hari menjabat sebagai kepala dinas keamanan domestik Shin Bet Israel, mengatakan anggota Hamas yang tinggal di Qatar, Lebanon dan Turki akan menjadi sasaran.


“Sikap seperti itu akan menimbulkan konsekuensi serius,” ungkap sumber intelijen Turki kepada Anadolu Agency Turki.


Dia mengatakan, negara-negara lain telah mencoba melakukan “aktivitas ilegal” di wilayahnya di masa lalu dan tidak ada seorang pun yang diizinkan melakukan hal tersebut di masa depan. 


Komentar tersebut muncul ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai "tukang jagal Gaza" dalam pidatonya pada hari Senin.


"Kami sedang bersiap untuk mengadilinya," ungkap Erdogan.


Berbicara mengenai serangan Israel terhadap Gaza, Erdogan mengatakan, “PBB, yang didirikan untuk keamanan global, bahkan tidak dapat melindungi pegawainya sendiri dari aksi barbar militer Israel."


"Pembantaian Israel semakin cepat, saya salut kepada Gaza yang melakukan perlawanan," sebut Erdogan.


“Netanyahu, yang saat ini menjadi penjagal Gaza, akan diadili sebagai penjagal Gaza, sama seperti Milosevic,” tambah Erdogan merujuk pada mantan pemimpin Serbia yang didakwa oleh pengadilan internasional atas kejahatan perang terkait dengan warga Bosnia, Kroasia. dan perang Kosovo pada tahun 1990an.


Komentar Erdogan muncul ketika pasukan Israel terus melakukan pemboman di Gaza, sementara dua warga Palestina juga tewas dalam penggerebekan di Tepi Barat yang diduduki.


Gaza Dibombadir Tanpa Henti


Warga Palestina mengalami kehancuran total pada hari Senin, menyusul serangan udara besar-besaran Israel yang menargetkan bagian timur Gaza.


Lingkungan pemukiman termasuk Al-Zaytoun dan Al-Shujaiya hancur akibat serangan yang menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina.



Warga Palestina memeriksa kerusakan di sebuah bangunan tempat tinggal di Rafah di Jalur Gaza selatan setelah serangan udara Israel pada awal 4 Desember 2023. (MOHAMMED ABED / AFP)

Kementerian Kesehatan Palestina juga mengumumkan bahwa jumlah korban tewas, sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, kini telah mencapai 15.899 jiwa, dengan 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Pengeboman berlanjut ketika Paltel, salah satu perusahaan telekomunikasi utama di Gaza, mengumumkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Kota Gaza dan Gaza Utara terhenti karena terputusnya jaringan mereka akibat agresi.


Di lapangan, situasi kemanusiaan juga semakin buruk.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, Unrwa, mengatakan pada hari Senin bahwa hampir 1,9 juta orang – 80 persen dari populasi – telah mengungsi di Gaza sejak perang dimulai.

Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan bahwa kini terdapat 42.000 orang yang terluka di Gaza sejak 7 Oktober, dan fasilitas kesehatan tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka atau memberikan perawatan bagi mereka.

Sejumlah organisasi internasional telah menyoroti situasi mengerikan di Gaza saat ini.

Juru bicara Unicef ​​James Elder, yang berada di kota Khan Younis, Gaza selatan, menggambarkan “malam pemboman tanpa henti” dalam pesan suara yang diposting ke X.

“Saya tidak bisa berhenti memikirkan tentang 1,8 juta orang di wilayah selatan ini,” katanya.


Badan PBB Unrwa juga menegaskan kembali bahwa “tidak ada tempat yang aman di mana pun di Gaza”, sementara Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan mereka akan mengadakan pertemuan darurat pada 10 Desember dengan utusan Palestina yang mengupayakan peningkatan akses medis ke Gaza.[Tribunnews]




×