Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Erwin Aksa merespons kritik kubu Anies Baswedan-Muhaimin soal hilirisasi nikel yang justru membuat pasar kabur mencari bahan baku lain.
Ia menilai Co-captain 2 Timnas AMIN, Thomas Lembong tak mengetahui betul ihwal nikel, sehingga melontarkan pernyataan demikian.
"Jadi Tom Lembong juga tidak mengetahui tentang apa sebenarnya itu nikel," kata Erwin kepada CNNIndonesia.com, Kamis (7/12).
Ia juga mempertanyakan investor nikel mana yang kabur sebagaimana pernyataan Lembong sebelumnya.
Erwin berpendapat tak ada pasar kabur dari Indonesia, melainkan lebih kepada perkembangan teknologi baru yang kian maju dalam perkembangan baterai listrik.
"Tetapi jangan salah, bahan baku dasarnya ini ke nikel," ujar dia.
Erwin menyebut ekspor nikel itu tak semata-mata hanya baterai belaka. Ia menjelaskan terdapat dua jenis nikel yang menjadi feronikel dan nikel kimia.
Nikel kimia menjadi baterai, sedangkan feronikel menjadi stainless steel yang hari ini banyak digunakan sebagai rangka mobil dan pesawat terbang.
"Jadi jangan serta merta nikel itu hanya untuk baterai, bukan," ucapnya.
Erwin juga menyatakan mereka akan melanjutkan program hilirisasi nikel. Mereka berjanji takkan mengekspor nikel dalam bentuk bahan baku jika terpilih di Pilpres 2024.
Ia meminta pabrik produk turunan bahan mentah nikel di luar negeri untuk membuka pabriknya di Indonesia.
"Pindahkan pabrik kalian yang ada di Eropa sana, pindahkan pabrik kalian di Amerika sana, supaya pabriknya di sini. Nanti kita ekspor dalam bentuk jadi, baterainya jadi, kita ekspor baterainya," kata dia.
Erwin yakin langkah itu akan membuka lapangan kerja baru di Indonesia sekaligus mendorong transfer of technology dan knowledge bagi tenaga kerja lokal.
Ia mengakui banyak negara yang resah dengan kebijakan larangan ekspor nikel tersebut hari ini.
Erwin menyebut mereka merasa dirugikan lantaran suplai bahan baku nikel menjadi turun.
"Ya mereka merasa nanti pabrik mereka yang ada di Cina, di sana tutup karena kita enggak suplai bahan baku," ujar dia.
Erwin menjelaskan kini Indonesia sudah tak secara penuh mengekspor bahan baku, melainkan semi bahan baku.
Ia menyebut hari ini Indonesia telah mengekspor dalam bentuk feronikel.
"Kita ekspor feronikelnya. Tetapi kita tidak ingin 100 persen diekspor, kita ingin feronikel itu sudah bisa menjadi turunan lain, kan turunannya banyak," tegasnya.
Timnas paslon nomor urut 1, Anies-Muhaimin mengkritik kebijakan hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Co-captain 2 Timnas AMIN Thomas Lembong berpendapat kebijakan itu justru membuat pasar kabur mencari bahan baku lain.
Ia mengatakan kebijakan hilirisasi nikel tak memperhitungkan kondisi pasar. Akibatnya, banyak pabrikan mobil yang kini meninggalkan nikel dan mencari bahan baku baterai listrik yang lain.
Menurutnya, jika konsep hilirisasi yang dilakukan Jokowi terus dipertahankan, Thomas yakin nikel Indonesia semakin ditinggalkan atau dikucilkan global.
"Ini namanya kebijakan (hilirisasi) pemerintah tidak memperhitungkan realita pasar. Tidak ada nasabah (pasar) mau disandera (larangan ekspor nikel Indonesia), pasti mereka akan cari solusi lain yang berkembang, di mana menyaingi solusi yang kita tawarkan yakni nikel," klaim Thomas dalam Diskusi Publik Timses Capres Cawapres di Auditorium CSIS, Jakarta Pusat, Rabu (6/12).[SB]