Militer Israel kembali melakukan serangan dengan menembakan gas air mata ke bus tawanan Palestina yang akan dibebaskan dalam gencatan senjata hari terakhir pada Kamis (30/11/2023) dini hari.
"Mereka menembakkan gas air mata tepat ketika bus yang membawa para tahanan hendak berangkat," kata saksi mata Isaam Rimawi sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Menurut penuturan Rimawi, sebelum serangan tersebut terjadi sejumlah pasukan militer Israel terlihat berjaga di sekitar Penjara Ofer.
Namun ketika bus mulai keluar dari pintu gerbang, secara mengejutkan tentara Israel menembakkan gas air ke arah bus tawanan.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun sebanyak 30 tawanan yang berada di dalam bus merasakan efek lemas, hingga sopir terpaksa menghentikan bus sampai kru Palang Merah datang menjemput mereka.
Serangan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan militer Israel, baru – baru ini pasukan Israel juga melanggar perjanjian gencatan senjata dengan menyerbu Tepi Barat utara dan melakukan penyerangan pada warga Palestina yang berada di Kamp Jenin, Jericho, dan Beitunia.
Tak hanya melakukan serangan, Israel juga turut mengirimkan buldoser untuk menghancurkan sejumlah infrastruktur seperti jaringan listrik dan air, saluran pembuangan air, saluran pembuangan dan jalanan di lingkungan Al-Damj dan Al-Samran.
Imbas serangan skala besar itu, dua anak Palestina dinyatakan tewas karena terkena tembakan peluru pasukan Israel. Adapun kedua anak itu ditembak Israel secara langsung saat mereka berada di lingkungan Al-Basateen.
Parahnya setelah menembak mereka, Israel mencegah warga dan paramedis untuk menjangkau mereka, dikutip dari Al Jazeera.
“Adam al-Ghul yang berusia 8 tahun dan Bassem Abu el-Wafa berusia 15 tahun, terbunuh oleh peluru dari penjajah Israel pada Rabu (29/11/2023) waktu setempat." ujar Kementerian Kesehatan Palestina.
Sementara pada hari pertama gencatan senjata dimulai, tentara Israel diketahui menembakkan gas air mata ratusan warga Palestina yang sedang menanti kedatangan 39 sandera di pos pemeriksaan Beitunia, dekat Ramallah, Tepi Barat.
"Militer Israel terlihat menembakkan gas air mata, bom kejut, dan kemungkinan peluru tajam ketika mereka berusaha mendorong orang-orang untuk mundur," ucap laporan jurnalis Sky News yang berada di lokasi kejadian, Dominic Waghorn.
Israel Dikecam Banyak Negara
Pasca Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan perang atas serangan yang dilakukan pasukan Hamas. Sejumlah negara besar di dunia kompak mengecam tindakan Israel, seperti pimpinan tertinggi Iran yaitu Presiden Ebrahim Raisi yang menyuarakan negara-negara Islam untuk memboikot Israel.
Tindakan serupa juga turut dilakukan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken yang mengancam akan memberikan tekanan kepada pemerintah Israel apabila militernya terus melanjutkan serangan invasi ke warga sipil Palestina di jalur Gaza.
Meski mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak, namun hal tersebut tak mengendorkan ambisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza.