Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ratusan Rohingya di BMA Gencarkan Aksi Mogok Makan, Diduga Tuntut Penampungan Lebih Layak

Desember 25, 2023 Last Updated 2023-12-25T00:19:52Z

Berdasarkan keterangan dari salah satu warga Rohingya yang berkomunikasi dengan petugas melalui aplikasi translater, para etnis Rohingya menuntut kejelasan penempatan dan hunian yang layak seperti di Camp Bangladesh.


BANDA ACEH - Ratusan warga Rohingya yang hingga kini masih mendiami basement Balee Meuseuraya Aceh (BMA) diduga sempat menolak makan, Jumat (22/12/2023) malam.



Aksi penolakan terjadi saat waktu makan siang dan malam, namun akhirnya mereka pun kembali makan.  


Diduga mereka menuntut untuk mendapatkan tempat penampungan yang lebih layak.


Perihal tentang penolakan makan ini dibenarkan oleh Kasatintelkam Polresta Banda Aceh, Kompol Suryo Sumatri Darmoyo, Sabtu (23/12/2023).


"Benar, aksi penolakan makan terjadi saat siang hari (Jumat, 22/12/2023) kemarin, namun setelah dibujuk oleh petugas, mereka mau makan kembali. Akan tetapi aksi itu kembali terulang saat jam makan malam. Tapi mereka akhirnya makan karena mungkin merasa lapar," kata Suryo.


Pembagian makan malam dilakukan oleh Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI) melalui relawan PMI Banda Aceh.


Namun para warga Rohingya melakukan aksi penolakan makanan (aksi mogok makan).


Setelah diberikan arahan oleh pihak relawan RAPI, baru pada pukul 21.10 WIB,  warga asing asal Rohingya mulai mengambil nasi beserta minuman yang dibagikan


Berdasarkan keterangan dari salah satu warga Rohingya yang berkomunikasi dengan petugas melalui aplikasi translater, para etnis Rohingya menuntut kejelasan penempatan dan hunian yang layak seperti di Camp Bangladesh.


Selain itu, salah seorang warga Rohingya bernama Ridwan mengaku kehilangan sejumlah pakaian miliknya yang terdiri dari celana dan sarung. 


"Usai mengadu ke petugas, Ridwan berusaha mencari pakaiannya dengan menggeledah tas para pengungsi lain. Selembar celana ditemukan dalam sebuah tas milik pemuda Rohingya," ungkapnya.


Setelah sempat protes dan mencari selama kurang lebih setengah jam, akhirnya petugas memerintahkan Ridwan untuk mencarinya besok agar tak mengganggu waktu istirahat pengungsi lainnya. 


Ridwan pun menurut dan situasi kembali aman dalam penjagaan sejumlah anggota polisi, Satpol PP dan pihak medis. 


Di lokasi, ratusan pengungsi Rohingya hanya dijaga personel gabungan kepolisian, medis dan Satpol PP. 


"Sementara, pihak UNHCR atau yang lainnya yang berkewajiban mengurus pengungsi tidak dapat ditemukan. Ketidakhadiran mereka sudah terjadi sejak lama," pungkasnya. [SB]

×