Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis mengecam pengeboman di Gaza oleh Israel yang baru-baru ini menewaskan salah satu pejabatnya.
"Dengan penuh emosi Kementerian Eropa dan Luar Negeri mengetahui kematian salah satu agennya, yang meninggal akibat luka-lukanya saat pemboman Israel di Rafah, di selatan Jalur Gaza," ungkap akun resmi @francediplo di X (dulunya Twitter) pada Sabtu, (16/12/2023).
Mengutip laman berita Prancis, RTL, Pria yang tidak disebutkan identitas dan kewarganegaraannya ini, telah bekerja untuk Prancis sejak tahun 2002. Pada Rabu 13 Desember, ia mengungsi di rumah salah satu rekannya di Konsulat Jenderal Prancis.
Ketika itu lah rumah tersebut dibom oleh tentara Israel, kata Kantor Kementerian Luar Negeri Paris Quai d'Orsay dalam siaran persnya. Pejabat ini pun meninggal karena luka-luka.
"Solidaritas total terhadap agen Quai d'Orsay yang berduka. Ini adalah waktu yang tepat untuk angkat tangan di depan Netanyahu," anggota parlemen LFI untuk Essonne Antoine Léaument bereaksi di X.
Atas hal ini, Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis sedang berhubungan dengan keluarga koleganya di Prancis. Prancis mengatakan pihaknya "mengutuk" pemboman Israel ke bangunan tempat tinggal yang menyebabkan kematian banyak warga sipil lainnya.
Kementerian tersebut menuntut agar "otoritas Israel memberikan penjelasan mengenai kejadian pemboman ini, secepat mungkin".
Saat ini, baik pemerintah Israel maupun tentaranya belum mengomentari fakta-fakta tersebut.
Prancis belakangan menunjukkan dukungan mereka ke Palestina. Pada Oktober lalu, Prancis menolak arahan Uni Eropa untuk penangguhan bantuan ke Palestina.
Negara yang terkenal dengan Menara Eiffelnya itu menilai bantuan itu bermanfaat bagi warga Palestina di tengah agresi Israel ke Gaza. Prancis juga menjadi salah satu pihak yang menyerukan jeda kemanusiaan pada November lalu. [SB]