Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Minyak Jelantah Jangan Dibuang, Mending Dijadikan Cuan Lewat Noovoleum

Desember 05, 2023 Last Updated 2023-12-05T08:03:45Z

Minyak jelantah hasil penggorengan bukan lagi limbah yang tidak ada nilainya. Bisa dijadikan bahan bakar biodiesel, minyak jelantah sekarang diburu banyak perusahaan.


Salah satu yang coba mengumpulkan minyak jelantah ini adalah Noovoleum. Sebuah perusahaan rintisan (startup) yang baru dikembangkan sebulan lalu ini coba mengajak warga untuk bisa mengubah minyak jelantah yang merupakan limbah rumah tangga menjadi uang.


"Belum banyak orang tahu ke mana harus baung minyak jelantah. Maka kita hadir sebagai solusi menjual minyak tersebut," kata Community Engagement Officer, Feeri Ahrial ditemui saat kampanye jual minyak jelantah di Car Free Day (CFD) Dago, Kota Bandung, Minggu (5/11/2023).


1. Dibeli Rp6.500 per liter



Dia menuturkan, masyarakat bisa menjadi mitra untuk menjual minyak jelantahnya secara langsung ke Noovoleum melalui aplikasi. Minyak tersebut minimal harus ada dua liter terlebih dulu baru bisa dijual dan uangnya akan masuk ke saldo di aplikasi tersebut.

Setiap liter minyak jelantah itu diharga Rp6.500. Warga yang berada di Kota Bandung pun meminta petugas Noovoleum untuk datang menjemput minyak jelantah dengan syarat minimal barang mencapai lima liter.

"Harapannya ini ke depan orang-orang bisa tahu kalau baung minyak ke saluran pembuangan itu bisa mencemari lingkungan atau kalau ke tanah bisa mengurangu kesuburan tanah. Jadi mereka lebih baik jual saja ke kita," ungkap Ferry.


2. Warga bisa jadi agregrator untuk pengumpulan minyak jelantah





Menurutnya, Noovoleum juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin menjadi agregator atau rekanan dalam mengumpulkan minyak jelantah tersebut. Nantinya mereka bisa dibantu untuk menyediakan jirigen atau peralatan lain sehingga bisa mendapat minyak jelantah dengan volume lebih besar.

Untuk satu kawasan seperti perumahan atau cluster sebenarnya bisa dijemput lain baik yang di Kota Bandung maupun di kawasan Bandung Raya. Hanya saja untuk di Bandung Raya minimal minyak jelantah yang bisa diangkut harus 20 liter.

"Kita siapkan peralatan yang bisa diambil setia hari atau setiap minggu untuk ditukar. Nah untuk pengepul sendiri ini bisa perorangan atau karang taruna gitu," paparnya.

3. Mulai ramah lingkungan dengan tidak membuang minyak jelantah ke saluran air




 

Sementara itu, salah satu warga Bandung yang coba menjual minyak jelantahnya adalah Ligar. Warga dari Cibiru tersebut datang untuk menukarkan minyak jelantah bersama istri dan kedua anaknya.

Dia mengatakan, baru aktif tidak membuang minyak jelantah ke saluran air pada Januari 2023. Sebelumnya ketika selesai memasak dan ada minyak jelantah sisa penggorengan langsung dibuang ke saluran air.

"Jadi sempat mampet. Nah dari situ kita inisiatif untuk kumpulkan aja lah minyak karena suka liat di market place (pasar daring) juga ada yang nampung minyak jelantah kan," kata Ligar.

Dari inisiatif tersebut Ligar sudah berhasil mengumpulkan belasan liter minyak jelantah di rumahnya. Dia pun membawa sekitar 15 liter minyak yang bisa dijual agar menjadi uang. Meski harganya minyak jelantah naik turun, Ligar tak mempersoalkannya, yang peting minyak yang dipakainya guna keperluan sehari-hari tidak mencemari lingkungan dan justru berbalik mendapatkan pundi-pundi uang.[idn]
×