Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan pihaknya telah menyiapkan berbagai program pendorong guna mengoptimalkan perekonomian digital di Indonesia. Selain itu, perluasan jangkauan dan kapasitas jaringan internet juga menjadi faktor kunci dalam optimalisasi perekonomian digital
Seperti diketahui ekonomi digital Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Pada 2022, kontribusi sektor ekonomi digital dalam Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 5,11 persen.
Budi Arie menyebut, program-program pendorong yang digencarkan pemerintah telah membawa 22 juta UMKM masuk ke ekosistem digital. Hal itu disampaikan Budi Arie saat memberi sambutan dalam Indonesia Digital Summit 2023 di Jakarta Selatan, Selasa (28/11).
"Inovasi dari rekan-rekan pelaku bisnis untuk berinovasi menghasilkan produk maupun layanan yang lebih baik untuk perekonomian bangsa," ujar Budi Arie seperti dilansir dari ANTARA, Sabtu (2/12).
Budi Arie menjelaskan, program-program tersebut, yakni Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), dan penyediaan pelatihan pengembangan wirausaha berbasis digital. Kemudian program UMKM Level Up melalui Digital Mentoring dan Business Incubator, dan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) untuk mendorong UMKM Go Online.
Selain lewat program-program itu, Kemenkominfo juga menunjukkan dukungannya lewat upaya meningkatkan layanan jaringan telekomunikasi. Sebab, perluasan jangkauan dan peningkatan kapasitas jaringan internet menjadi kunci optimalisasi perekonomian di era digitalisasi saat ini.
"Dalam era digitalisasi ini yang penting coverage (jangkauan) dan capacity (kapasitas). Saya tadi ngobrol dengan Bu Sri Mulyani, coverage baru 78 persen, masih ada 22 persen warga bangsa kita terutama yang di pelosok yang belum terkoneksi atau mengakses internet. Itu PR kita," kata dia.
Budi Arie pun menjelaskan kendala yang dihadapi pemerintah untuk meningkatkan layanan jaringan telekomunikasi. Salah satunya kondisi geografis Indonesia yang unik, sehingga harus menggunakan teknologi yang berbeda-beda.
"Kita adalah yang paling unik secara geografis, sehingga kegiatan teknologi beragam, bisa menggunakan fiber optic, wireless, satelit. Pilihan teknologinya nggak selalu sama di seluruh wilayah Indonesia," ucap dia.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shintia Kamdani menyampaikan harapan pada acara ini. Dia berharap acara ini menjadi ajang pertemuan pelaku usaha, pakar, dan pemerintah untuk membahas arah ekonomi digital di masa depan.
Dia menyampaikan para pengusaha membutuhkan kerangka regulasi yang suportif untuk membantu mendorong optimalisasi ekonomi digital di Indonesia.
"Kita butuh kerangka regulasi yang suportif. Ini penting, mengingat kepastian hukum dan kerangka regulasi yang jelas bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk investasi infrastruktur digital di Indonesia," ujar dia.[SB]