Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Matahari Buatan Terbesar Hingga Bukti Arkeologis Yesus

Desember 17, 2023 Last Updated 2023-12-16T22:56:58Z


Sejumlah isu mengenai teknologi, sains, hingga iklim mencuat sepanjang pekan ini. Simak deret kabar yang menjadi sorotan pada periode ini.


Salah satu isu yang paling populer selama sepekan terakhir adalah soal bukti arkeologis Yesus Kristus hingga penelusuran para arkeolog untuk mencari bukti-bukti tersebut.


Bukti arkeologi Yesus Kristus


Bukti arkeologi soal siapa sebenarnya sosok dan asal usul Yesus Kristus diakui belum begitu lengkap. Namun, setidaknya namanya dikenal dalam catatan sejarah di luar kitab suci.


Para arkeolog telah bertahun-tahun menggali untuk mencari bukti nyata bahwa Yesus pernah ada. Masalahnya, tidak ada bukti fisik atau arkeologis yang pasti tentang keberadaan Yesus.


"Tidak ada yang konklusif, dan saya juga tidak berharap akan ada," kata Lawrence Mykytiuk, seorang profesor ilmu perpustakaan di Purdue University dan penulis artikel Biblical Archaeology, mengutip The History.


Sementara itu, profesor studi agama dari Universitas North Carolina, Bart D. Ehrman, mengatakan kenyataannya adalah sampai saat ini tidak ada catatan arkeologi untuk hampir semua orang yang hidup pada masa dan tempat Yesus.


Namun, kurangnya bukti tidak berarti bahwa sosok Yesus tidak pernah ada.


Matahari buatan terbesar


Reaktor fusi nuklir eksperimental terbesar di dunia yang beroperasi, JT-60SA, diresmikan di Jepang awal Desember 2023. Teknologi yang dijuluki Matahari buatan ini digadang-gadang bakal menjadi jawaban atas kebutuhan energi manusia di masa depan.


Tujuan dari reaktor JT-60SA adalah untuk menyelidiki kelayakan fusi sebagai sumber energi bersih yang aman, berskala besar, dan bebas karbon - dengan lebih banyak energi yang dihasilkan daripada yang digunakan untuk memproduksinya.


Mesin setinggi enam lantai, di hanggar di Naka, utara Tokyo, terdiri dari tempat "tokamak" berbentuk donat yang berisi plasma berputar dan dipanaskan hingga 200 juta derajat Celcius.


JT-60SA ini merupakan proyek gabungan Uni Eropa dan Jepang, dan merupakan cikal bakal dari proyek saudaranya di Prancis, International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) yang masih dalam tahap konstruksi, mengutip AFP.


Tujuan akhir dari kedua proyek ini adalah untuk membujuk inti hidrogen di dalamnya agar menyatu menjadi satu elemen yang lebih berat, helium, melepaskan energi dalam bentuk cahaya dan panas, dan meniru proses yang terjadi di dalam Matahari. [SB]


×