Salah satu hal yang meresahkan dari debt collector adalah perampasan barang.
Baik itu debt collector pinjol atau kredit motor dan mobil, semuanya dikhawatirkan akan dengan sembarang rampas barang jika menunggaki.
Mengenai debt collector yang mengancam akan melakukan penyitaan, Anda sebaiknya tidak gentar dengan ancaman seperti itu.
Hal ini mengingat debt collector yang mendapat kuasa dari kreditur untuk menagih utang tidak boleh menyita paksa barang-barang milik debitur.
Tapi, bagaimana jika debt collector tersebut tetap menyita atau mengambil paksa barang-barang milik debitur dan keluarga secara melawan hukum?
Dilansir dari hukumonline.com, perbuatan debt collector yang menyita atau mengambil secara paksa barang-barang milik debitur secara melawan hukum dapat dijerat dengan Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”):
Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.
Atau jika dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, maka yang bersangkutan bisa dijerat Pasal 365 ayat (1) KUHP:
Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri.
Terhadap dugaan tindak pidana tersebut, Anda dapat melaporkannya ke Kepolisian.
Tapi jangan khawatir, kita bisa kok bikin debt collector tak jadi rampas barang kita.
Cara ini bocoran dari mantan koordinator debt collector yang ditugaskan untuk negosiasi nasabah yang telat bayar angsuran.
Penasaran kan?
Langsung simak yuk!
Cara Ampuh Hadapi Debt Collector
1. Selalu Angkat Telepon
Menurut sumber kebiasaan pemilik motor yang nunggak lama kredit takut ditelepon.
Pas pihak debt collector menagih, si pemilik motor langsung matiikan hp.
"Jadinya, debt collector curiga. Akhirnya, dikejar dengan cara yang enggak diinginkan si pemilik motor," bilang narasumber.
"Angkat aja telepon. Ngomong baik-baik, ajak ketemuan," jelasnya.
2. Bertemu Secara Langsung
Setelah bicara lewat telepon, ajak ketemuan.
Sebagusnya ketemuan di rumah biar santai.
"Rata-rata pengalaman kami, kalau pertemuannya di rumah berakhir asyik. Enggak ada sampai marah-marah," sambung narsumber.
3. Cek Perjanjian, Debt Collector Bisa Senyum
Saat bertemu dengan debt collector bagi yang nunggak kredit harus sedikit tahu soal perjanjian.
Itu menyangkut perjanjian dengan pihak leasing.
"Prinsipnya debt collector tidak bisa menyita motor. Penyitaan harus ada surat dari pengadilan," jelasnya.
Artinya urusan menyita antara kreditur alias si pengkredit motor dengan leasing.
"Motor cuma bisa dibawa kembali ke leasing. Si pemilik motor bisa mengantarkannya. Kalau angsuran sudah lunas bisa dibawa kembali. Enggak ada sita," tutup sumber.
Mudah banget kan?
Dengan begini, kita tidak usah lagi panas dingin menghadapi debt collector! [SB]