Krisis anggaran di Jerman mengorbankan beberapa pos pengeluaran, termasuk pendanaan untuk transisi energi.
Akar masalah ini adalah putusan pengadilan beberapa waktu lalu yang membuat Pemerintah Jerman kudu mengatur ulang rencana anggarannya. Pengadilan memutuskan utang 60 miliar euro saat pandemi covid-19 yang belum terpakai tak bisa dipindahkan ke pos dana iklim dan transformasi Jerman.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan koalisi tiga partai di pemerintahan akhirnya menyepakati rencana anggaran baru di 2024. Kesepakatan di menit akhir ini dicapai setelah perundingan selama berminggu-minggu.
"Pemerintah tetap berpegang pada tujuannya. Kami mendorong dengan penuh semangat renovasi negara kami yang netral iklim, memperkuat kohesi sosial, dan kami mendukung Ukraina dalam pertahanannya melawan Rusia," kata Sholz, dikutip dari AP News, Jumat (15/12).
"Tetapi jelas bahwa kita harus mengelola dengan dana yang jauh lebih sedikit untuk mencapai tujuan ini," sambungnya mengamini ada beberapa penghematan anggaran 2024.
Mulanya, kabinet Jerman merancang anggaran 2024 sebesar 445,7 miliar euro. Ini bahkan sudah lebih rendah 6,4 persen dari target yang bakal dibelanjakan mereka sepanjang tahun ini, yakni sebesar 476,3 miliar euro.
Lalu, putusan pengadilan beberapa waktu lalu menimbulkan gap sekitar 17 miliar euro pada anggaran tahun depan. Pada akhirnya, pemerintah harus memangkas anggaran transisi energi hingga beberapa pos di kementerian transportasi.
"Dana iklim dan transformasi akan berkurang sebesar 12 miliar euro pada 2024 dan 45 miliar euro dalam perencanaan keuangan hingga 2027," tulis laporan Reuters.
"Pemotongan ini akan berdampak pada Kementerian Transportasi dan Konstruksi, serta subsidi untuk industri tenaga surya," lanjut dampak dari pemotongan anggaran tersebut.
Kendati, Jerman tetap melipatgandakan bantuan militer untuk Ukraina menjadi 8 miliar euro pada 2024. Bahkan, ada tambahan 6 miliar euro untuk para pengungsi Ukraina.[SB]
