Militer Korea Selatan mengatakan, Korea Utara telah kembali menembakkan rudal balistik jarak jauh yang dilarang secara internasional pada Senin (18/12/2023).
Sebelumnya, Korea Utara juga telah melakukan uji coba peluncuran rudal jarak pendek pada Minggu (17/12/2023) malam.
Negara itu telah memperpanjang jumlah uji coba senjata yang memecahkan rekor tahun ini dan dikecam oleh Barat.
Peluncuran beruntun ini nyatanya terjadi setelah Pyongyang menyuarakan kemarahan atas terjalinnya kerja sama nuklir yang lebih dalam antara Seoul dan Washington.
Amerika Serikat dan Korea Selatan diketahui pada Jumat (15/12/2023) telah mengadakan sesi kedua Kelompok Konsultasi Nuklir di Washington.
Mereka membahas penangkalan nuklir jika terjadi konflik dengan Korea Utara.
Pada Sabtu, mereka memperingatkan bahwa setiap serangan nuklir dari Pyongyang ke Amerika Serikat dan Korea Selatan akan mengakibatkan berakhirnya rezim Korea Utara.
Seorang Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara pada Minggu mengecam rencana AS dan Korea Selatan untuk memperluas latihan militer gabungan tahunan tahun depan dengan memasukkan latihan operasi nuklir.
"Ini adalah sebuah deklarasi terbuka mengenai konfrontasi nuklir untuk menjadikan penggunaan senjata nuklir terhadap DPRK (Korea Utara) sebagai sebuah fait accompli," kata sebuah pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita KCNA.
Setiap upaya untuk menggunakan kekuatan bersenjata terhadap RRDK akan menghadapi serangan balasan yang preemptif dan mematikan," tambah pernyataan itu.
Peluncuran rudal jarak jauh
Pada Senin pagi, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, militernya telah mendeteksi dugaan rudal balistik jarak jauh yang diluncurkan dari wilayah Pyongyang.
Dikatakan, bahwa rudal tersebut ditembakkan ke Laut Timur, mengacu pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.
JCS menambahkan bahwa militer telah meningkatkan postur kesiagaannya dan secara intens berbagi informasi mengenai rudal balistik Korea Utara dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Jepang: rudal korea utara bisa mencakup seluruh AS
Pemerintah Jepang mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah menembakkan apa yang tampaknya merupakan rudal balistik.
Pasukan Penjaga Pantai Jepang mengatakan bahwa rudal tersebut "tampaknya telah jatuh" dan memperingatkan kapal-kapal untuk menjauh dari benda yang jatuh.
Terpisah, Kementerian Pertahanan Jepang menyebut, uji coba rudal yang ditembakkan oleh Korea Utara pada Senin ini merupakan rudal balistik antarbenua yang memiliki jangkauan potensial yang mencakup seluruh wilayah Amerika Serikat.
"Rudal balistik kelas ICBM yang diluncurkan kali ini, jika dihitung berdasarkan lintasannya, tergantung pada berat hulu ledak, dapat memiliki jangkauan terbang lebih dari 15.000 kilometer.
Dalam hal ini, seluruh wilayah AS akan berada dalam jangkauan," kata Wakil Menteri Pertahanan di Parlemen Jepang, Shingo Miyake.
Ia menyebut, rudal itu tampaknya telah terbang sekitar 1.000 km dengan ketinggian maksimum lebih dari 6.000 km.
"Benda itu diperkirakan telah terbang selama 73 menit dan sekitar pukul 09.37 pagi (0037 GMT), jatuh di Laut Jepang, 250 kilometer barat laut pulau Okushiri, Hokkaido, di luar zona ekonomi eksklusif Jepang atau ZEE," katanya.
"Jepang mengajukan protes keras terhadap peluncuran tersebut, kali ini melalui saluran kedutaannya di Beijing, dan mengutuk keras," tambah Miyake. [SB]