Jelang akhir masa jabatan, Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan kepada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto agar tidak perlu takut dengan keberadaan AI.
Meskipun belum ada regulasi khusus untuk mengatur AI namun perlu mengedepankan hal-hal penting agar AI dapat dimanfaatkan dengan baik.
"Presiden mengatakan nggak perlu takut dengan AI," katanya di Hutan Kota Plataran Jakarta, dikutip Sabtu (23/10/23).
Kehadiran teknologi yang makin canggih seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelegence/AI) selain dapat membantu kegiatan manusia juga menimbulkan kecemasan tersendiri. Namun, pemerintah meminta agar masyarakat tak perlu takut pada perkembangan AI.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku, memang keberadaan AI mulai berkembang dengan pesat dan menjangkau masyarakat dalam kegiatan sehari-hari. Namun, seharusnya masyarakat dapat memikirkan terkait cara menggunakan teknologi tersebut secara maksimal.
"(Pemerintah) juga memberikan perhatian khusus AI agar diperhatikan dan dimanfaatkan dengan bertanggungjawab," ujarnya
Airlangga mengaku, keberadaan AI saat ini juga menjadi perhatian penting oleh beberapa negara. Pengaturan AI sangat diperlukan agar tidak bertabrakan dengan kepentingan negara, kepentingan publik, dan juga kepentingan pribadi.
"AI tidak boleh bertentangan dengan nasional interest, AI tidak boleh bertentangan dengan privat interest atau individual interest," ungkapnya.
Airlangga menegaskan, kehadiran AI harus sesuai dengan persaingan yang sehat. Negara ASEAN pun sudah menyiapkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) di bawah kepemimpinan Indonesia.
Untuk mengisi DEFA ini, target digitalisasi ekonomi dari sektor manufaktur ke hilirnya mengintegrasikan manufaktur dan service.
"Ekosistem digital menuntut sinergi dan kolaborasi yang sesuai dengan pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat merasakan percepatan infrastruktur digital," pungkasnya. [SB]