Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Israel Terus Gempur Gaza, Jaringan Internet dan Komunikasi Lumpuh Total

Desember 05, 2023 Last Updated 2023-12-05T08:01:55Z




TEL AVIV –Jaringan internet dan telekomunikasi di Gaza padam setelah Israel terus meluncurkan serangan ke wilayah yang terkepung. 


Perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel mengonfirmasi jaringan internet dan telekomunikasi di wilayah Jalur Gaza terputus sejak Senin (4/12/2023) karena hancur oleh gempuran jet tempur Israel.


Israel terus meningkatkan serangannya di wilayah yang terkepung, setelah kelompok militan Palestina Hamas melakukan serangan besar-besaran ke Israel Selatan sejak 7 Oktober 2023.


“Kami dengan menyesal mengumumkan penghentian total layanan komunikasi dan Internet dengan Jalur Gaza, karena jalur utama yang sebelumnya tersambung kembali kini terputus lagi,” ujar juru bicara Paltel.


Kantor berita resmi Palestina WAFA mengatakan sedikitnya 50 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam dua sekolah dan menampung pengungsi di lingkungan Daraj di Gaza Utara.


WAFA juga melaporkan ambulans kesulitan mencapai lokasi serangan untuk mengevakuasi para korban karena intensitas tembakan artileri.


Tak Ada Tempat Aman untuk Berlindung


Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Thomas White, mengatakan tidak ada tempat yang aman bagi orang-orang yang ingin melarikan diri dari pemboman tersebut.


“Orang-orang memohon nasihat tentang di mana menemukan keselamatan. Kami tidak punya apa-apa untuk diberitahukan kepada mereka,” katanya dalam sebuah posting di platform X (dulu bernama Twitter).


Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengimbau Israel untuk menghindari tindakan lebih lanjut yang akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah membawa bencana di Gaza.


“Sekretaris Jenderal menegaskan kembali perlunya aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh Jalur Gaza,” kata Stephane Dujarric, juru bicara PBB.



“Bagi orang-orang yang diperintahkan untuk mengungsi, tidak ada tempat yang aman untuk dituju dan sangat sedikit tempat untuk bertahan hidup,” pungkasnya.[Tribunnews]





×