Serangan militer Israel di Jalur Gaza pada hari Sabtu telah membunuh ilmuwan top Palestina, Profesor Sufian Tayeh, bersama seluruh keluarganya. |
Serangan militer Israel di Jalur Gaza pada hari Sabtu telah membunuh ilmuwan top Palestina, Profesor Sufian Tayeh, bersama seluruh keluarganya. Demikian pengumuman Kementerian Pendidikan Tinggi Palestina.
Terkenal sebagai ilumuwan terkemuka, Profesor Tayeh adalah presiden Universitas Islam Gaza—institusi akademis terkenal di Jalur Gaza.
Pada tahun 2021, Profesor Tayeh tergolong sebagai salah satu dari dua persen peneliti terbaik di dunia, menurut Quds News Network.
Ilmuwan Palestina ini bukanlah pendidik atau akademisi pertama yang terbunuh dalam serangan Israel sejak 7 Oktober. Namun, pembunuhannya telah menimbulkan kejutan bagi komunitas akademis di seluruh wilayah Palestina.
Menurut laporan Reuters, Minggu (3/12/2023), ilmuwan berprestasi dan pria yang dicintai keluarga ini adalah seorang peneliti terkemuka di bidang fisika dan matematika terapan.
Penelitian Tayeh telah diakui secara internasional, termasuk oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Menurut Human Rights Watch, lebih dari 183 guru Palestina telah dibunuh oleh Israel sejak 7 Oktober.
Sekitar 300 warga Palestina telah terbunuh oleh serangan udara Israel di berbagai wilayah Gaza sejak Jumat pagi, ketika Israel melanjutkan agresinya setelah gencatan senjata selama tujuh hari, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
Gencatan senjata empat hari, yang dimulai pada hari Jumat, 24 November, diperpanjang dua kali, dan berakhir pada hari Jumat, 1 Desember, pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Sejak 7 Oktober, lebih dari 15.207 warga Palestina, termasuk lebih dari 6.200 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita tewas, dan 40.652 lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Minggu, 03 Desember 2023 - 04:27 WIB oleh Muhaimin dengan judul "Israel Bunuh Ilmuwan Top Palestina Sufian Tayeh Bersama Seluruh Keluarga di Gaza". Untuk selengkapnya kunjungi:(sindo)