Sebuah ledakan mengguncang Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di New Delhi, India, Selasa. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Jaringan berita India melaporkan bahwa sepucuk surat yang ditujukan kepada duta besar Israel ditemukan di dekat lokasi ledakan. Indian Express melaporkan bahwa surat itu diketik dan bersifat "kasar" namun tidak ada detail lebih lanjut terkait hal itu.
Dalam wawancara dengan televisi India, Juru Bicara Kedutaan Israel Guy Nir mengatakan staf mendengar ledakan dari dalam gedung. Kejadian berlangsung sore waktu setempat.
"Kami yakin lokasinya dekat dan belakangan kami tahu lokasinya dekat dengan kedutaan," kata Nir dikutip Times of Israel, Rabu (27/12/2023).
"Kami memanggil polisi Delhi dan tim keamanan kami di sana untuk menyelidiki situasi ini."
Sementara itu, Wakil Duta Besar Israel untuk India Ohad Nakash Kaynar mengatakan kepada Asian News International bahwa tim keamanan Israel bekerja sama penuh dengan keamanan lokal Delhi untuk menyelidiki ledakan. Proses masih dilakukan.
Ledakan di Kedubes Israel New Delhi pernah terjadi beberapa kali. Pada tahun 2021, ledakan di luar Kedubes Israel di New Delhi merusak mobil tetapi tidak menyebabkan cedera, dalam serangan yang menurut India dilakukan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam Iran cabang Pasukan Quds.
Pada bulan Februari 2012, istri atase militer Israel terluka dalam serangan bom mobil di New Delhi. Polisi India menyimpulkan bahwa Korps Garda Revolusi Iran juga berada di balik pemboman tersebut.
Diketahui, ledakan ini terjadi setelah penasihat senior di Korps Garda Revolusi Iran, Sayyad Razi Mousavi, tewas dalam serangan udara Israel di luar ibu kota Suriah, Damaskus, Senin. Presiden Iran Ebrahim Raisi bersumpah bahwa Israel "pasti akan membayar kejahatan ini".
Serangan ini sendiri terjadi saat beberapa kelompok perlawanan yang didukung Iran melancarkan serbuan ke wilayah Israel. Ini dilakukan sebagai balasan atas aksi militer Tel Aviv ke Gaza, Palestina, yang menewaskan 20 ribu warga sipil.
Israel berdalih serangannya dilakukan untuk menghancurkan milisi Hamas. Kelompok itu diketahui telah menyerbu wilayah Israel pada 7 Oktober lalu dan menewaskan 1.400 orang. [SB]
