Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Inggris Bantu Israel, Hamas: Memalukan, Mereka Harusnya Tebus Deklarasi Balfour 1917 di Palestina

Desember 04, 2023 Last Updated 2023-12-04T07:51:28Z

 





Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berbicara pada sesi Segmen Tingkat Tinggi untuk Kepala Negara dan Pemerintahan pada KTT iklim PBB di Dubai pada 1 Desember 2023. -- Hamas mengecam niat Inggris mengirim pesawat pengintai ke Gaza untuk membantu Israel. Hamas menyindir Inggris yang tidak tahu malu setelah mengacaukan Palestina melalui Deklarasi Balfour 1917.Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengutuk niat Inggris untuk menerbangkan pesawat pengintai di Gaza.


Kedua kelompok perlawanan itu menganggap Inggris berpartisipasi langsung dalam perang “genosida” Israel terhadap Jalur Gaza dan pembantaian yang dilakukan di sana.


“Pengungkapan niat tentara Inggris untuk melakukan penerbangan intelijen di Jalur Gaza menjadikannya mitra pendudukan Zionis dalam kejahatannya, dan bertanggung jawab atas pembantaian rakyat Palestina,” tulis Hamas di saluran Telegram-nya, Minggu (3/12/2023).


Hamas kemudian menyindir Inggris yang seharusnya memperbaiki posisinya, mengingat kekerasan di Palestina terjadi setelah pemerintah kolonial Inggris merestui pembentukan Israel di Palestina melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917, yang dibarengi dengan meningkatnya imigran Yahudi Eropa ke Palestina.


“London seharusnya memperbaiki posisi historisnya yang menyinggung rakyat Palestina dan menebus Deklarasi Balfour (1917), yang dianggap sebagai dosa abad ini, daripada melakukan dosa lain dan mengingatkan dunia akan hal yang memalukan di masa lalu kolonial,” lanjut Hamas.


Menurut Hamas, niat Inggris untuk melakukan penerbangan pengintaian di Jalur Gaza membuat pemerintah Inggris sendiri bermusuhan dengan rakyat Palestina dan semua di dunia yang menolak agresi Israel terhadap Jalur Gaza.


Hamas meminta Inggris untuk menarik diri dari apa yang digambarkannya sebagai partisipasi langsung, dukungan politik dan finansial dalam perang genosida melawan Gaza.


Kelompok itu juga mendesak Inggris untuk menghentikan subordinasinya terhadap Amerika Serikat, serta kontribusinya dalam memicu perang, dan malah tidak berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.





Sementara itu, sekutu Hamas, PIJ mengatakan pengumuman Inggris mengenai partisipasi angkatan udaranya dalam misi intelijen di Jalur Gaza dianggap sebagai partisipasi efektif dalam agresi Israel.



Kementerian tersebut mengatakan, London telah bekerja sama dengan mitranya di kawasan tersebut sejak 7 Oktober 2023 untuk memastikan pembebasan tahanan, termasuk warga negara Inggris, dan mengindikasikan keselamatan warganya adalah prioritas utama Inggris.

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.


Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.

Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 15.500 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Senin (4/12/2023), dikutip dari Al Jazeera.


Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).(Tribun)



×