Timnas Indonesia U-17 gagal melaju ke fase gugur Piala Dunia U-17 2023
Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, menjelaskan faktor kegagalan Timnas Indonesia U-17 melaju ke babak gugur Piala Dunia U-17 2023. Menurutnya, permasalahan terletak pada minimnya kompetisi usia muda.
Misi ekstra sulit telah dilaksanakan Timnas Indonesia U-17. Namun skuad Garuda Asia terbilang gagal menuntaskan misi sulit tersebut.
Betapa tidak, Timnas Indonesia U-17 berada di grup sulit bersama Timnas Ekuador U-17, Timnas Panama U-17, dan Timnas Maroko U-17. Hasilnya, Timnas Indonesia U-17 gagal melaju ke babak 16 besar via peringkat tiga terbaik.
Anak asuh Bima Sakti harus puas finis tanpa kemenangan, menghuni peringkat ketiga Grup A dengan perolehan akhir dua poin dari dua laga. Kini, pemain Timnas Indonesia U-17 telah dibubarkan ke klub masing-masing.
Indra kemudian membeberkan opininya mengenai kegagalan Timnas Indonesia U-17 bicara banyak di Piala Dunia U-17 2023. Minimnya kompetisi usia muda dinilai menjadi faktor utama.
“Tapi memang menata anak-anak seusia 17 tahun itu enggak gampang, mereka itu memang betul-betul labil sekali,” kata Indra dikutip Podcast Youtube Helmy Yahya Bicara, Kamis (30/11/2023).
“Ya kebersamaan tidak lama, apalagi mereka enggak tertempa dengan kompetisi seperti negara-lain lain, mereka (peserta Piala Dunia U-17 2023 lain) tampil di sini kan memang tertempa dengan kompetisi yang baik,” imbuh pri asal Batangkapas itu.
Dengan adanya kompetisi usia muda, maka para pemain akan ditempa di klub, bukan pemusatan latihan (TC) kilat. Menurut Indra, pembinaan pemain Timnas Indonesia U-17 idealnya dilakukan di klub.
Timnas Indonesia U-17 sendiri mempersiapkan diri untuk Piala Dunia U-17 2023 hanya dalam kurun waktu empat bulan. Indra menyebut persiapan kilat tersebut tidak akan ditemui pada Timnas Jerman U-17, yang merupakan finalis Piala Dunia U-17 2023.
“Saya yakin tim-tim kayak Jerman enggak ada tuh TC satu bulan, itu (pembinaan pemain) kan di klub, kita kan terbalik, TC Tim Nasional itu di PSSI, menurut saya TC Tim Nasional itu (idealnya) di klub,” jelas Indra.
“Makanya klub itu ditata lewat club licensing dari PSSI, oleh AFC agar benar-benar berkualitas, karena semakin berkualitas klub, semakin berkualitas pemain yang dihasilkan,” ucap eks pelatih Bali United itu.
“Sekarang kalau kita hitung siapa sih klub Liga 1 yang melakukan pembinaan dari tim utama sampai ke bawah, bisa dihitung dengan jari,” tandasnya.