Ahli buka suara soal banyaknya isu gempa M 4,6 di Sukabumi pada Kamis (14/12/2023) kemarin dikaitkan dengan aktivitas tektonik Gunung Salak. Kabar tersebut menyebar dengan cepat di warganet.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan membantah isu tersebut. Dia menegaskan tak ada kaitan antara gempa dengan aktivitas tektonik Gunung Salak.
"Tidak ada [kaitannya], sampai saat ini di pos Gunung Salak tidak merekam gempa vulkanik," kata Hendra.
Beberapa hari lalu, Hendra juga mengungkapkan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Salak. Statusnya juga masih normal atau level 1.
Aktivitas vulkanik memang sempat mengalami kenaikan usai gempa M 4,0 di barat daya Kota Bogor pada Jumat dini hari (8/12/2023). Saat itu gempa membuat adanya gempa tektonik lokal yang membuat peningkatan lebih dari empat kali gempa per hari selama 6-8 Desember 2023.
Catatan PVMBG menunjukkan terdapat delapan gempa lokal pada 6 Desember 2023, lalu tujuh kali keesokan harinya, dan tujuh gempa lagi pada 8 Desember 2023. PVMBG juga melaporkan gempa tektonik jauh mendominasi di Gunung Salak sebanyak 31 kali dan gempa tektonik lokal 22 kali selama 1-9 Desember 2023.
Kegempaan dilaporkan cenderung normal. Meski begitu PVMBG mengimbau masyarakat tetap waspada potensi erupsi di Gunung Salah.
"Di musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai, yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan," jelasnya. [SB]