Semua orang tua ingin memberikan nama yang terbaik buat buah hatinya. Karena nama itu doa. Bahkan nama Nabi Muhammad Saw dipilih dengan harapan nama tersebut dipuji seluruh penduduk langit dan bumi.
Dalam The Great Prophet Muhammad Meneladani Manusia Pilihan Allah, seorang anak dipanggil namanya sejak baru lahir hingga tua. Bahkan, begitu juga setelah meninggal.
"Panggilan tersebut akan diulang jutaan sampai miliaran kali sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, nama yang baik dengan arti yang baik merupakan doa bagi orang yang memiliki nama tersebut.
Anak laki-laki banyak yang diberi nama Muhammad. Tidak hanya di negara Arab, tapi juga seluruh negara di dunia.
Penulisannya juga tidak sebatas Muhammad seperti penulisan nama Rasulullah Saw, tapi juga menggunakan penulisan Mohammed dan Muhamed.
Berdasarkan riwayat Ibnu Ishaq dan al-Baihaqi, Aminah mengatakan ketika sedang mengandung Rasulullah Saw, seseorang pernah mendatanginya dan berkata, "Apabila anak ini telah lahir, berilah ia nama Muhammad.
Karena sesungguhnya namanya dalam kitab Taurat dan Injil adalah Ahmad. Semoga dengan nama itu ia dipuji oleh seluruh penduduk langit dam bumi. Sedangkan namanya di dalam Alquran adalah Muhammad."
Rasulullah Saw juga pernah berkata, "Sesungguhnya aku ini memiliki beberapa nama; aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Mahi (si penghapus) yang diutus Allah untuk menghapus kekafiran, aku adalah Hasyir (si penghimpun) yang mengumpulkan orang-orang di bawah kekuasaanku, dan aku adalah Aqib (yang berarti nabi terakhir dan tidak ada lagi nabi setelahnya)."
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah memiliki nama lain seperti Al- Muqaffa (orang yang dimuliakan) dan Nabiy ar-Rahmah (utusan pembawa rahmat).
Sedangkan menurut riwayat Ibnu Hisyam, Abdul Muthalib-kakek Nabi Muhammad- segera menjenguk Aminah yang baru saja melahirkan. Beliau segera menimang anak dari almarhum Abdullah. "Beliau tahu bahwa kelak cucunya ini akan menjadi manusia besar," ujar Tim Penulis.
Pada sebuah perjamuan khusus dengan mengundang pembesar Quraisy, Abdul Muthalib mengumumkan bahwa nama cucunya adalah Muhammad. Mendengar itu, pembesar Quraisy terkejut dan menanyakan mengapa Abdul Muthalib tidak menamai cucunya dengan nama nenek moyang mereka.
"Abdul Muthalib menjawab bahwa beliau ingin agar cucunya itu dipuji oleh penduduk bumi dan mendapat pujian di langit. [SB]