Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

2 Jenderal Putin 'Hilang' dalam Sehari, Rusia Kacau Balau

Desember 20, 2023 Last Updated 2023-12-20T02:17:04Z



Komando Rusia di Ukraina selatan mulai retak. Ini terjadi setelah Moskow kehilangan dua jenderal dalam waktu 24 jam. Kasus hilangnya pemimpin menggambarkan kekurangan dan perbedaan pendapat di antara kepemimpinan militer Rusia.


Pada Selasa (11/7/2023) pagi, rudal Ukraina menghantam sebuah hotel di kota pesisir Berdyansk yang telah diambil alih oleh militer Rusia.


Salah satu dari banyak korban Rusia yang dilaporkan adalah Letnan Jenderal Oleg Tsokov, wakil komandan Distrik Militer Selatan dan tokoh kunci dalam pertahanan Rusia di wilayah pendudukan Ukraina selatan. Dia dianggap sebagai yang paling senior di antara sekitar 10 jenderal Rusia yang terbunuh dalam kampanye di Ukraina hingga saat ini.


Sementara pada Rabu (12/7/2023) malam, pesan suara berdurasi empat menit muncul dari Mayor Jenderal Ivan Popov, komandan ke-58. Dalam rekaman itu, dia mencerca pengkhianatan kepemimpinan militer Rusia dan ketidakmampuan yang menyebabkan korban massal di antara anak buahnya. Pesannya menegaskan kekurangan besar dalam pertahanan Rusia.


"Kurangnya tembakan balasan, tidak adanya stasiun pengintaian artileri dan kematian massal serta luka-luka saudara-saudara kita dari artileri musuh. Saya juga mengangkat sejumlah masalah lain dan mengungkapkan semuanya di level tertinggi," kata Popov dalam rekaman tersebut.


Tapi Popov belum selesai. Dia juga melakukan serangan pahit terhadap kepala staf militer Rusia, Valery Gerasimov.


"Angkatan bersenjata Ukraina tidak dapat menembus pasukan kami dari depan, [tetapi] komandan senior kami memukul kami dari belakang, memenggal tentara dengan licik dan keji pada saat yang paling sulit dan menegangkan."


Dia memasukkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam kecamannya. "Ternyata, para komandan senior merasakan bahaya dalam diri saya dan dengan cepat, dalam satu hari, mengarang perintah untuk Menteri Pertahanan, mengeluarkan saya dari perintah tersebut, dan menyingkirkan saya," katanya.


Keluhan Popov, menurut Institute for the Study of War (ISW), dapat mengungkap masalah penting bagi Rusia. "mereka kekurangan cadangan operasional yang memungkinkan mereka melakukan rotasi personel yang bertahan melawan serangan balasan Ukraina, dan bahwa garis pertahanan Rusia mungkin rapuh," kata ISW, dikutip dari CNN International, Jumat (14/7/2023).


Selain kehilangan dua jenderal, keretakan militer Presiden Vladimir Putin juga telah terlihat saat pemberontakan atau rencana kudeta yang kemudian gagal oleh kelompok militer bayaran Wagner pada akhir Juni lalu.


Peristiwa ini kemudian mempertanyakan keefektifan dan kesetiaan beberapa tokoh berpangkat tinggi Rusia, yang beberapa di antaranya belum terlihat sejak itu. [SB]

×