Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Harga Beras Naik Lebih Ngeri daripada BBM, Ini Buktinya

November 22, 2023 Last Updated 2023-11-22T14:18:09Z


 
Ekonom Senior Chatib Basri menyoroti harga beras yang terus mengalami tren kenaikan. Menurut dia, kondisi harga beras naik ini lebih gawat dibanding lonjakan harga BBM, dan berpotensi meningkatkan jumlah penduduk miskin.


Adapun harga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 7 Tahun 2023 sebesar Rp 10.900-Rp 11.800 per kg.


Harga beras medium bertengger pada rata-rata Rp 13.250 per kg. Harga tertinggi ada di beberapa provinsi dengan patokan Rp 14.000 per kg. Sementara harga rata-rata beras premium sebesar Rp 15.000 per kg. Namun, di beberapa daerah seperti Sumatera Barat bisa tembus hingga Rp 20.000 per kg.


Chatib Basri mengatakan, El Nino memang memiliki dampak yang sangat sensitif lantaran India mulai melakukan restriksi terhadap ekspor berasnya. Implikasinya, masyarakat Indonesia sudah merasakan dalam beberapa bulan terakhir, dimana harga beras terus terjadi.


"Beras adalah komoditas politik, komoditas yang paling sensitif. Saya terus terang mengatakan ketika saya jadi Menteri Keuangan, saya tidak terlalu khawatir menaikan harga BBM, karena efek dari kenaikan harga BBM mungkin muncul secara tidak langsung terhadap ongkos makanan. Tapi kalau harga beras sendiri mengalami peningkatan, maka efeknya sangat luar biasa," ujarnya dalam BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (22/11/2023).


Masyarakat Miskin Nambah


Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014 ini menilai, definisi kemiskinan sangat erat berkaitan dengan harga beras. "Jadi kalau harga beras naik, bukan tidak mungkin prosentase dari penduduk miskin di Indonesia akan mengalami peningkatan. Beras adalah komoditas paling sensitif," imbuhnya. 


Karena itu, Chatib menyarankan pemerintah untuk memastikan suplai beras cukup. Seandainya suplai tidak cukup, harganya naik, maka pemerintah perlu memberikan bantuan langsung tunai (BLT).


"Ini yang saya dengar katanya sudah akan dilakukan mulai Desember ini, Rp 400 ribu per keluarga untuk 18,7 juta keluarga," kata Chatib.


Menurut catatannya, harga beras terus mengalami kenaikan 16,2 persen secara tahunan (YoY) per September 2023. Chatib melihat itu sudah dirasakan rumah tangga lantaran kenaikan harga beras sangat sensitif.


"Karena saya ambil contoh, prosentase penduduk miskin di Indonesia sudah relatif rendah. Tetapi banyak sekali penduduk yang hidup di garis kemiskinan. Jadi kalau harga berasnya naik, mereka masuk di dalam kategori miskin," tuturnya.


Fenomena El Nino telah memicu berbagai dampak pada ketersediaan dan harga pangan global yang paling populer, di antaranya harga beras, jagung, dan gula.


Meski terjadi hambatan dari El Nino, India menutup keran ekspor beras basmati untuk menjaga ketersediaan domestik, mendorong negara importir untuk mengganti pemasok mereka.


Tak hanya beras, El Nino juga menimbulkan hambatan pada panen di India dan Thailand, eksportir gula terbesar kedua dan ketiga di dunia.


Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan penurunan produksi gula global akan mencapai 2 persen pada musim 2023-2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.


Angka ini menandai penurunan sekitar 3,5 juta metrik ton, kata Fabio Palmeri, analis pasar komoditas global FAO.


Dengan musim kekeringan El Nino yang diprediksi masih akan bertahan hingga Februari 2024, harga-harga pangan global kini menjadi pantauan masyarakat luas.


Harga Beras DuniaMelansir laman Indeks Pasar Agrikultur Bloomberg, Selasa (21/11/2023) harga beras mentah global kini berada di USD 17,36 per 100 pon, turun 0,23 persen. Sementara menurut Nasdaq, harga beras mentah dipatok USD 17,395.


Di Indonesia sendiri, harga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 7 Tahun 2023 sebesar Rp 10.900 per kilogram-Rp 11.800 per kilogram. [SB]
×