Eks Imam Besar FPI sekaligus pendakwah kondang, Habib Rizieq Shihab berbicara blak-blakan soal Capres pilihannya menjelang pemilihan Presiden (Pilpres 2024).
Ketiga nama capres yang dalam bursa Pilpres 2024 ini di antaranya adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Sebagaimana diketahui, bangsa Indonesia sedang bersiap menyambut pesta demokrasi yakni Pemilu (Pemilihan Umum) pada 2024.
Di mana salah satu yang akan dipilih masyarakat Indonesia adalah presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024.
Sejauh ini terdapat tiga pasangan calon Presiden dan calon wakil presiden Pilpres 2024 yang telah mendaftar ke KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
Habib Rizieq Shihab beri bocoran Capres pilihannya
Habib Rizieq Shihab buka suara soal sikapnya dalam Pilpes 2024, dan mengaku sering ditanyakan tentang Capres pilihannya.
"Saya sendiri menjawab, menunggu keputusan ijtima ulama," ucapnya dilansir Youtube Refly Harun. S
ementara untuk kepanitiaan untuk ijtima ulama sudah terbentuk, tetapi waktunya belum diumumkan.
Habib Rizieq mengatakan bahwa dirinya mendukung penuh ijtima ulama.
"Saya ini dari dulu Bung Refly, kalau soal-soal perjuangan termasuk urusan sosial maupun politik, kita lebih menjunjung tinggi musyawarah," ungkapnya.
Kemudian, Habib Rizieq mengatakan bahwa dari ketiga ini, calon Presiden pilihannya sudah ada.
"Calon yang ada kan kalau kita sesuai undang-undang calon independen tidak mungkin, jadi dari ketiga (Capres) ini, calonnya sudah, tinggal di nilai," ungkapnya.
Berbeda halnya pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto menjadi pilihan ulama, sampai dipasangkan dengan Ustaz Abdul Somad (UAS) hingga Dr. Salim oleh ijtima ulama.
"Kalau Ijtima yang dulu, calonnya belum ditetapkan karena itu mencari," ucap Refly Harun.
"karena situasinya memang berbeda saat itu, itu karena situasi. justru di sinilah bagusnya Itjima ya fleksibel saja," ucap Habib Rizieq merespons.
Karena alasannya bisa melihat situasi dan kondisinya yang ada.
Kemudian, Refly Harun bertanya soal apa hukum dalam memilih pemimpin salah atau keliru, karena ada pendapat bahwa itu doa yang tak bisa diampuni.
Menjawab hal itu, Habib mengatakan bahwa selama kita memilih tidak serampangan, selama kita memilih bukan karena suara kita dibeli.
"Selama kita memilih bukan lewat kecurangan dan pengkhianatan, maka kesalahan pilihan itu merupakan sesuatu yang biasa," ungkapnya.
"Jangan orang awam, ulama pun bisa salah dalam berijtihad, itu yang gak boleh kita lupa, yang jadi problem kan kalau pilihan itu karena dibayar," sambung jelaskan Habib Rizieq Shihab.[SB]