Ukraina kembali minta bantuan ke sekutunya Amerika Serikat CS untuk persiapan perang musim dingin melawan Rusia.
Diketahui saat ini Amerika Serikat tengah membantu sahabatnya zionis Israel yang luluh lantak diserang oleh Hamas.
Peralatan serta senjata militer yang dimiliki oleh Ukraina saat ini sudah tak mampu lagi menyaingi senjata yang dimiliki oleh Rusia.
Permintaan ini disampaikan langsung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Ia mendesak agar sekutunya itu untuk mempersenjatai pasukannya agar dapat bertahan hidup di musim dingin.
Disinyalir banyaknya permintaan dari Zelenski ini karena takut ditinggalkan oleh sekutunya Amerika Serikat CS.
Apalagi saat ini, Amerika Serikat akan lebih fokus untuk membantu sahabatnya Israel dari gempuran Hamas.
Bahkan Amerika Serika sudah mengirimkan kapal induk terbesarnya di lautan Gaza untuk membantu zahabat zionisnya tersebut.
Dilansir The Guardian, Zelensky mengajukan permohonan (bantuan) pertahanan udara, rudal jarak jauh, dan amunisi ke sekutu.
"Bagi kami, cara untuk bertahan hidup selama musim dingin mendatang adalah hal yang besar," katanya selama konferensi pers bersama Ketua NATO, Jens Stoltenberg, Rabu (11/10/2023),
Bantuan Bentuk Paket
Amerika Serikat dipastikan bakal menggelontorkan uang banyak untuk membantu sahabat zionisnya Israel melawan Hamas.
Dengan demikian, bantuan ke Ukraina dipastikan akan menyusut dibandingkan dengan sebelumnya.
Bantuan ke Israel ini berimbas kepada bantuan Ukraina yang saat ini juga membutuhkan dana untuk melawan Rusia.
Sontak bantuan untuk kedua negara ini akan menyedot habis anggaran Amerika Serikat.
Saat ini Amerika Serikat sedang menyiapkan anggaran untuk memberikan bantuannya.
Akan tetapi, anggaran yang disiapkan tersebut akan terbagi dua. Yakni untuk Israel dan untuk Ukraina.
Namun bantuan terbesar tidak lagi diberikan ke Ukraina.
Bantuan terbesar Amerika akan diberikan ke sahabatnya yakni Israel.
Pihak Gedung Putih dibawah pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan memaksa parlemennya untuk menyetujui memberikan bantuan besar kepada Israel dan Ukraina.
Anggaran tersebut akan diberikan dalam bentuk paket bantuan darurat kepada Israel dan Ukraina.
Gedung Putih telah mengisyaratkan kalau mereka segera meminta Kongres untuk menyetujui bantuan tambahan untuk negara Yahudi tersebut.
"Anggota parlemen dari kedua partai dan pejabat senior pemerintahan telah mengisyaratkan bahwa paket bantuan tersebut juga dapat mencakup ketentuan bantuan untuk Ukraina," kata sumber yang tidak disebutkan namanya kepada Washington Post, NBC News dan media lainnya pada Senin (9/10/2023).
Meskipun belum ada keputusan akhir yang diambil, seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada Washington Post kalau langkah tersebut adalah tindakan yang bijaksana.
Dianggap begitu karena ini akan mengganggu kelompok sayap kanan – mengacu pada Partai Republik yang secara vokal mendukung Israel tetapi skeptis terhadap kelanjutan bantuan ke Ukraina.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih John Kirby menolak mengatakan apakah kedua paket bantuan tersebut akan digabungkan dan dihubungkan.
“Kami yakin keduanya penting,” kata dia.
Bantuan Amerika Dikorupsi Ukraina
Serangan Hamas dari Palestina ke Israel membuat dunia barat kaget. Tak menyangka Hamas miliki ribuan rudal untuk ditembakkan ke Israel.
Dikabarkan persenjataan yang digunakan oleh Hamas merupakan bantuan dari Rusia dan sekutunya.
Rupanya asal usul senjata yang digunakan oleh Hamas ini barulah terungkap.
Ternyata ribuan rudal yang digunakan oleh Hamas itu adalah buatan Amerika Serikat sendiri.
Dan senjata tersebut didapatkan dari Ukraina yang merupakan bantuan dari Amerika Serikat.
Belum diketahui apakah senjata bantuan Amerika Serikat tersebut dijual oleh pihak Ukraina.
Namun sebelumnya banyak kabar beredar, senjata-senjata bantuan pihak pihak barat termasuk dari Amerika Serikat dijual oleh pihak Ukraina ke pasar gelap.
Kabar senjata buatan Amerika Serikat yang diberikan ke Ukraina lalu digunakan oleh Hamas menghancurkan Israel tersebut disampaikan oleh mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Diketahui Rusia dan Ukraina saat ini masih terlibat peperangan. Ukraina dibantu oleh pihak barat dalam hal ini Nato dibawah komando Amerika Serikat.
Medvedev bahkan menyindir negara-negara barat bahwa senjata bantuannya ke Ukraina tidak akan efektif untuk menyerang Rusia.
Pasalnya, para pejabat korup di Ukraina justru lebih memilih akan menjual senjata bantuan ke pasar gelap ketimbang untuk berperang melawan Rusia.
Sebagai buktinya, kabar senjata-senjata yang secara aktif dipasok oleh pendukung Kiev dari Barat ke Ukraina telah sampai ke militan Hamas dan sekarang digunakan secara aktif di Israel.
Dmitry Medvedev dalam sebuah postingan Telegram pada hari Senin, menambahkan bahwa perangkat keras militer di masa depan akan dipasok ke Kiev bisa berakhir di pasar gelap juga.
Bahkan senjata-senjata tersebut digunakan untu memerangi para sekutu AS, seperti Israel.
“Keadaan hanya akan menjadi lebih buruk dari sini,” Medvedev memperingatkan, memperkirakan bahwa dunia akan “mengharapkan rudal, tank, dan bahkan pesawat dari Kiev segera masuk ke pasar gelap.”
Kata-katanya muncul di tengah rumor bahwa militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza telah mendapatkan persenjataan buatan AS sebelum menyerang Israel pada akhir pekan.
Sejauh ini belum ada bukti kuat yang mengkonfirmasi klaim tersebut.
Namun, sebuah video yang belum diverifikasi dan beredar secara online menunjukkan seorang militan Palestina memperlihatkan berbagai macam barang buatan AS, termasuk peluncur granat anti-tank M136 standar, sambil berterima kasih kepada Ukraina atas senjata tersebut.
Menurut Medvedev, “pihak berwenang yang korup” di Ukraina tidak akan ragu untuk memperdagangkan semua yang mereka terima dari pendukung mereka.
“Mereka akan mencuri segala sesuatu yang terlihat,” klaim mantan presiden tersebut, seraya menambahkan bahwa senjata-senjata Barat yang dikirim ke Ukraina akan segera memicu konflik di belahan dunia lain.
"Sama seperti gudang senjata yang ditinggalkan Amerika di Afghanistan ketika mereka dengan tergesa-gesa menarik diri dari Afghanistan," ujarnya.
Video yang disebutkan di atas telah memicu kekhawatiran di AS, dan Perwakilan Partai Republik Marjorie Taylor Greene mengatakan pada hari Minggu bahwa asal muasal video tersebut harus diselidiki.
Anggota Kongres tersebut juga mengklaim di platform X, bahwa beberapa senjata yang digunakan oleh militan mungkin berasal dari Ukraina atau Afghanistan.
Washington telah menjadi pemasok bantuan militer terbesar bagi Kiev sejak awal konfliknya dengan Moskow. AS telah mengucurkan total $46,6 miliar untuk bantuan militer ke Ukraina, termasuk pengiriman senjata dan amunisi langsung, serta hibah dan pinjaman untuk senjata dan peralatan.
Kiev telah berulang kali menghadapi tuduhan penyalahgunaan atau penjualan persenjataan, namun tuduhan tersebut dibantah keras oleh mereka.
Pada hari Senin, intelijen militer Ukraina (GUR) menyalahkan Rusia atas rumor tentang senjata yang diduga datang dari Ukraina ke Hamas.
Moskow diduga melancarkan kampanye “diskreditasi” terhadap Ukraina di Timur Tengah, klaim GUR dalam sebuah postingan di Facebook, seraya menambahkan bahwa senjata yang berakhir di tangan Hamas adalah “senjata piala” yang dirampas oleh pasukan Rusia dari pasukan Ukraina. Rusia belum mengomentari klaim tersebut sejauh ini.
Berita ini muncul di tengah eskalasi terbaru antara Hamas dan Israel, yang dimulai Sabtu lalu ketika kelompok militan Palestina melancarkan serangan mendadak di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan Gaza.
Para pejabat Israel memperkirakan lebih dari 700 orang tewas dalam serangan Hamas dan lebih dari 2.200 orang terluka.[SB]