Kurang sehari lagi sampai KPU membuka sesi pendaftaran untuk pasangan capres-cawapres yang akan beradu dalam Pilpres 2024. Namun hingga hari ini pun, hilal Prabowo Subianto untuk mengumumkan calon wakil presiden (cawapres) belum terlihat.
Meski sebelumnya nama-nama yang cawapres Prabowo sudah mulai mengerucut menjadi empat, namun kali ini satu kandidat kembali memasuki bursa tersebut.
Ya, Yusril Ihza Mahendra secara mendadak menjajaki puncak bursa cawapres Prabowo setelah isu Ganjar menggaet Mahfud MD sebagai cawapresnya.
Munculnya nama Yusril bukan tanpa alasan. Ia menjadi yang teratas dalam survei yang dilakukan oleh Parameter Strategi Indonesia periode 1-7 Oktober 2023. Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu bahkan mengungguli Erick Thohir.
Survei itu menggunakan metode random sampling multi stage dengan margin of error kurang lebih 2,83%. Melibatkan 1.200 responden, dengan metode pengumpulan data termasuk wawancara tatap muka dengan kuesioner.
Hasilnya, Yusril Ihza Mahendra mengalahkan Erick Thohir dengan hasil 19,6%.
Selain soal elektabilitas, ada tujuh alasan mengapa Prabowo Subianto harus menggaet Yusril Ihza Mahendra sebagai cawapres.
"Yusril adalah sosok yang memiliki kapabilitas, profesionalitas, kepemimpinan, manajerial, pengalaman pengelolaan pemerintahan dan kualitas lainnya untuk memimpin Indonesia," jelas Emrus Sihombing, Pendiri GoGo Bangun Negeri dan ahli kriminologi.
Alasan pertama, kata Emrus, Yusril Ihza Mahendra adalah seorang doktor dan guru besar ilmu hukum tata negara. Sehingga, ia memiliki magnet elektoral yang sangat bagus terutama dari luar Pulau Jawa.
Yusril juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan tokoh-tokoh agama. Juga komunitas religius yang penganutnya merupakan mayoritas di Indonesia. Hal itu menjadi alasan kedua yang disebutkan oleh Emrus.
"Alasan ketiga, Yusril sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas karena pengaruh ketokohannya," kata Emrus dalam diskusi publik GoGo Bangun Negeri di Jakarta, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Sebagai guru besar tata negara, kredibilitas Yusril Ihza Mahendra telah dikenal secara luas oleh masyarakat. Tak hanya itu, keterlibatannya sebagai pengacara yang mengawal berbagai kasus pun telah mendapat sorotan dan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Ini menjadi alasan keempat yang disebutkan oleh Emrus.
Selama masa Presiden Soeharto menjabat, Yusril Ihza Mahendra dipercaya sebagai seseorang yang bertanggung jawab menulis naskah pidato kepresidenan. Dengan pengalaman tersebut, ide serta gagasan hukum yang juga disertai dengan solusi hukum menjadi sesuatu yang dikuasainya.
Kecakapan itu yang dinilai cocok dimiliki oleh cawapres Prabowo nanti. Hal ini kemudian sekaligus menjadi alasan kelima versi Emrus.
Alasan keenam, sebagai seorang yang sangat familiar dengan hukum, Yusril Ihza Mahendra dianggap menawarkan kedaulatan hukum di tanah air.
Melihat fakta bahwa penanganan hukum di Indonesia belum sesuai dengan harapan mayoritas rakyat, ini menjadi salah satu faktor kuat kenapa Yusril harus dipertimbangkan menjadi pendamping Prabowo.
Alasan terakhir kenapa Yusril harus dipertimbangkan menjadi cawapres Prabowo adalah karena ia merupakan sosok yang rendah hati.
Sebagai ketua umum DPP PBB, Yusril cenderung tidak memaksakan pendapat kepada Prabowo. Ia menempatkan diri sebagai cawapres alternatif apabila koalisi berakhir menemui jalan buntu.
"Yusril punya kompetensi untuk bacawapres," ungkap Emrus.
Sementara itu, pakar komunikasi publik Effendi Gazali menyatakan, Yusril Ihza Mahendra bisa berperan besar untuk membantu Prabowo mencapai kemenangan di Pilpres 2024.
Menilai dari sepak terjang Yusril di pemerintahan, kata Effendi, Yusril harusnya lebih dipertimbangkan secara seksama.
"Selain dari pengalamannya sebagai intelektual dan juga telah menjalankan roda pemerintahan, Yusril dinilai dapat mewakili suara masyarakat di luar Pulau Jawa," kata Emrus.
"Karena Prabowo identik dengan Pulau Jawa, Yusril dinilai mampu menjauhkan stigma Jawa sentris dan juga masuk untuk mewakili kalangan muslim," pungkasnya. [SB]