Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo terus gencar melakukan percepatan pemerataan akses internet di seluruh Indonesia sebagai bagian dari Program Prioritas.
BAKTI Kominfo pun melakukan perbaikan tata kelola dengan menekankan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan kepatuhan pada seluruh perundang-undangan. Perbaikan ini untuk mengejar target pemerataan akses internet dan transformasi digital.
"Tentu kami menyiapkan perbaikan tata kelola BAKTI. Tata kelola ini kerangkanya ada tiga. Pertama adalah good governance, kemudian kepedulian kami terhadap risiko, dan yang terakhir terkait dengan compliance kami terhadap peraturan perundang-undangan," ujar Direktur Utama BAKTI Kementerian Kominfo Fadhilah Mathar.
Fadhilah menerangkan, selain perbaikan tata kelola, BAKTI Kominfo juga melanjutkan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G, pemanfaatan jaringan kabel serat optik Palapa Ring, dan pengoperasian Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1. Upaya-upaya itu sebagai komitmen BAKTI Kominfo dalam mempercepat akses internet dan transformasi digital.
"Kami berkomitmen mempercepat penyelesaian pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi untuk mendukung transformasi digital Indonesia sesuai amanat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo," katanya.
Fadhilah menyebut, capaian penyelesaian pembangunan BTS 4G berdasarkan data per 16 Juli 2023 sudah beroperasi 4.343 titik, termasuk adanya tambahan 626 lokasi yang sudah siap dan secara fisik sudah terbangun.
"Akumulasi capaian tahap 1 dan 2 adalah 4.341 sudah on-air, dari total 5.618 BTS, dan terdapat 1.277 BTS yang belum on-air. BAKTI berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan BTS 4G di daerah 3T tahun ini," jelasnya.
Mengenai Proyek Palapa Ring yang telah selesai dilaksanakan, Fadhilah menjelaskan salah satu dampak yang bisa dirasakan adalah pemerataan akses dan harga layanan internet cepat (broadband) di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia.
"Proyek Palapa Ring merupakan proyek backbone infrastruktur telekomunikasi serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer yang menjangkau 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia," tuturnya.
Fadhilah juga menjelaskan perkembangan SATRIA-1 yang siap terhubung dengan Remote Terminal Ground Segment (RTGS) di 150 ribu titik layanan publik terutama yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"Kami harapkan sampai tahun 2025, seluruh desa berpemukiman di Indonesia itu sudah tercover teknologi seluler atau tersedia jaringan internet," ungkapnya.[SB]