Pemerintah Malaysia akan meninjau kembali gagasan penggunaan dinar emas sebagai mata uang cadangan. Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan masalah ini akan dibahas dalam pertemuan ekonomi dan keuangan Islam mendatang yang diadakan pada bulan Desember.
“Kami ingin memulainya (penggunaan dinar emas), meski kondisinya terbatas. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, perdagangan kita dengan Tiongkok menggunakan ringgit dan renminbi berada pada angka 25 persen," kata Anwar dikutip dari Straits Times, Kamis (19/10/2023).
“Jika kita bisa mendapatkan antara lima dan enam persen dengan negara-negara Islam (menggunakan dinar), ini akan menjadi awal yang positif karena memberikan kekuatan dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS,” katanya dalam sesi tanya jawab Perdana Menteri hari ini.
Anwar menanggapi pertanyaan tambahan dari politikus Malaysia Ku Abdul Rahman Ku Ismail.
Anwar dalam jawabannya juga mengatakan, penggunaan dinar emas memberikan alternatif bagi negara, sehingga memperkuat kekuatan domestik perekonomian masing-masing negara.
“Negara-negara Islam sudah familiar dengan dinar. Terlebih lagi, dengan pertumbuhan industri halal yang melebihi USD1 triliun, negara-negara lain juga sudah mengetahui posisi dinar,” ujarnya.
Sebelumnya, Anwar saat menjawab pertanyaan awal mengatakan penggunaan ringgit dalam perdagangan dengan beberapa negara seiring dengan "dedolarisasi" telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Ia mengatakan penggunaan mata uang lokal untuk perdagangan diterima dengan baik khususnya oleh Tiongkok dan negara-negara Asean, yaitu Indonesia dan Thailand.[SB]