Militer Israel (Israel Defense Force/IDF) mengklaim telah menewaskan komandan milisi Hamas yang menjadi aktor penyerangan udara ke wilayahnya pada 7 Oktober lalu.
IDF menyatakan komandan Hamas yang bernama Asem Abu Rakaba itu tewas dalam gempuran udara pihaknya. Dia, disebut IDF sebagai pemimpin serangan udara yang bertanggung jawab terhadap kekuatan kendaraan nirawak (drone), paraglider, deteksi dan pertahanan aerial kelompok milisi itu.
Dia, ujar IDF, bertanggung jawab dalam memuluskan serangan Hamas pada 7 Oktober lalu ke wilayah selatan Israel.
"Dia ambil bagian dalam perencanaan pembunuhan komunitas di sekitar Jalur Gaza pada 7 Oktober. Dia mengarahkan teroris yang melakukan infiltrasi lewat pasukan paraglider, dan bertanggung jawab atas serangan drone ke pos-pos IDF," demikian pernyataan resmi IDF seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (28/10).
'Teroris' adalah diksi yang digunakan pihak Israel terhadap kelompok milisi faksi Hamas di Gaza.
Mengutip dari kantor berita Haaretz, pada hari perang ke-22 Israel-Hamas, dilaporkan warga Jalur Gaza mengabarkan serangan yang terjadi pada Jumat malam terasa lebih buruk dibandingkan sebelumnya.
Selain itu, Jerusalem Post, memberitakan IDF telah mengirim surat ke kantor berita internasional, termasuk Reuters dan AFP, bahwa merkea tak bisa menjamin keamanan para jurnalis yang masih bertahan di Gaza.
"IDF menulis ke Reuters dan AFP pekan ini setelah mereka [kantor berita terkait] meminta jaminan bahwa jurnalis mereka di Gaza tidak akan menjadi sasaran serangan Israel," demikian dikutip dari media massa Israel itu.
IDF disebut membalas dengan menyatakan pihaknya menargetkan serangan ke titik-titik yang diduga menjadi lokasi aktivitas militer Hamas di seluruh Gaza.
Sebelumnya, Reuters dan AFP mengeluarkan pernyataan terkait kekhawatiran atas keselamatan para jurnalis mereka di Gaza.
"Situasi di lapangan sangat buruk, dan keengganan IDF untuk memberikan jaminan mengenai keselamatan staf kami mengancam kemampuan mereka untuk menyampaikan berita tentang konflik ini tanpa rasa takut terluka atau terbunuh," demikian pernyataan Reuters menanggapi respons IDF lewat surat.
Sementara itu, Direktur Berita Global AFP Phil Chetwynd mengatakan organisasi beritanya telah menerima surat yang sama.
"Kita berada dalam posisi yang sangat berbahaya dan penting bagi dunia untuk memahami bahwa ada tim besar jurnalis yang bekerja dalam kondisi yang sangat berbahaya," kata Chetwynd.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) global mengatakan setidaknya 27 wartawan telah terbunuh sejak perang Israel-Palestina baru-baru ini dimulai, sebagian besar di Gaza. Tetapi, sambungnya, ada juga di Israel dan Lebanon selatan. Per 27 Oktober, menurut laporan terkini CPJ, 22 jurnalis yang merupakan warga Palestina, empat warga Israel, dan satu warga Lebanon telah terbunuh.[SB]