Pada saat itu, Hamas menyerbu wilayah Israel di Tepi Barat, hingga menewaskan lebih dari 1.300 orang dan menawan puluhan sandera.
Merespons hal itu, Israel telah melancarkan serangan intens ke wilayah Gaza lewat serangan udara dan darat. Situasi ini pun membuat Gaza yang dihuni oleh sekitar 2,3 juta warga Palestina menjadi terkepung total.
Reuters mencatat, pihak otoritas Gaza melaporkan lebih dari 2.200 orang telah tewas sebagai korban peperangan tersebut.
Di satu sisi, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan pandangannya di X pada Sabtu (14/10) bahwa seluruh masyarakat negara Muslim wajib mendukung rakyat Palestina.
Melalui cuitan selanjutnya, Khamenei juga meyakini bahwa situasi yang saat ini terjadi di Tepi Barat akan mendatangkan kemenangan bagi rakyat Palestina.
"Atas nama Tuhan, pergerakan yang telah terjadi di Palestina akan terus maju dan berakhir untuk kemenangan rakyat Palestina," tulis Khamenei di X.
"Semua orang yang tinggal di dunia masyarakat muslim wajib untuk mendukung rakyat Palestina," ujar Khamenei melalui cuitan berikutnya.
Meski begitu, Khamenei pada Selasa (10/10) sempat membantah bahwa Iran terlibat dalam serangan yang diluncurkan milisi Hamas ke Israel.
"Para pendukung rezim Zionis (Israel) dan beberapa orang di rezim perampas telah menyebarkan desas-desus selama dua atau tiga hari terakhir, termasuk bahwa Iran berada di balik tindakan ini. Mereka salah," kata Khamenei saat berpidato di akademi militer, seperti dikutip AFP, Selasa (10/10).
Dalam pidato di siaran televisi Iran, Khamenei juga menegaskan tidak terlibat dalam serangan Hamas.
Meski begitu, dia memuji serangan Hamas karena sukses mengoyak militer dan intelijen Israel hingga "tidak bisa diperbaiki."
Sementara itu, utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah, Tor Wennesland, telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, di Beirut, Lebanon pada Sabtu (14/10), seperti dilaporkan oleh Reuters melalui keterangan resmi PBB.
Menurut laporan Al Jazeera TV, Abdollahian kemudian melanjutkan perjalanan ke Qatar untuk bertemu dengan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
"Semua pertemuan (Wennesland) bertujuan untuk membahas upaya diplomatis untuk membebaskan sandera, mengamankan akses kemanusiaan, dan mencegah konflik meluas ke wilayah yang lebih luas. Ini termasuk pertemuan terbarunya di Lebanon," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric soal pertemuan Wennesland dengan Abdollahian.[SB]