Benediktus Alvaro Darren (7) bocah 7 tahun asal Bekasi hembuskan nafas terakhir pada Senin (2/10) sekitar pukul 18:45 WIB. Alvaro sebelumnya divonis mati batang otak usai jalani operasi di RS Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi.
“Anak kami sudah berpulang jam 18.45 WIB,” ujar ayah Alvaro, Albert Francis seperti dikutip dari SuaraBekaci.id, Selasa (3/10).
13 hari yang lalu, tepatnya pada 19 September 2023, Alvaro dan saudaranya menjalani operasi amandel di RS Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi.
Setelah menjalani operasi amandel, Alvaro kemudian didiagnosis alami mati batang otak oleh pihak rumah sakit.
Albert menjelaskan kronologisnya hingga sang anak meninggal dunia usai divonis mati batang otak.
Alvaro kata Albert pada 7 September 2023, membawa keduanya anaknya ke puskesmas karena alami penyakit amandel. Kedua anak Albert kemudian dirujuk ke RS Kartika Husada Jatiasih.
Pihak RS kemudian menerangkan kepada Albert bahwa kedua anaknya harus menjalani operasi amandel. Tindakan medis ini kemudian dijadwalkan pada 19 September 2023.
Albert kemudian dijadwalkan menjalani operasi terlebih dahulu. Di sinilah, pihak keluarga mulai mengeluhkan tindakan pihak RS.
“Dijadwalkan tindakan operasi jam 12.00 WIB, tetapi ditunggu jam 12 belum datang Jadi istri saya berpikir bisa dia mandi sebentar. Pada saat dia masih mandi tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tanpa istri saya ketahui,” ujar Albert.
Setelahnya, pihak RS kemudian langsung sodorkan form yang harus diisi oleh keluarga Alvaro. Namun kata Albert, pihak RS tidak menjelaskan isi form surat tersebut.
"Istri disodorkan form untuk ditandatangani, dikarenakan sedang panik jadi dia saya hanya tanda tangan tanpa benar-benar paham apa isi form tersebut,"
Alvaro menjalani operasi amandel selama 1 jam. Dokter THT sempat mengatakan kepada Albert bahwa operasi berjalan lancar.
Setelahnya dokter THT memberikan Alvaro untuk ditangani oleh dokter anestesi.
"Tetapi di saat itu anak saya terlihat kesusahan dalam mengambil napas karena terlihat anak saya berusaha mengambil napas lewat mulutnya sekitar tiga kali seperti orang mendengkur keras," jelas Albert.
Alvaro bahkan sempat henti napas dan henti jantung usai operasi. Dokter anestesi dan perawat kata Albert kemudian berikan resusitasi jantung dan memasang ventilator.
"Kemudian anak saya mengalami kejang-kejang yng hebat sampai harus ditidurkan kembali agar tidak mempengaruhi post operasinya," ujarnya.
Sejak saat itu kondisi Alvaro terus menurun sampai akhirnya pihak RS pada Jumat 29 September 2023 mendiagnosis sang anak alami mati batang otak.
"Di hari Jumat malam pihak dokter mendiagnosa anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) anak saya,"[SB]