Kans Erick Thohir menjadi cawapres pupus setelah Koalisi Indonesia Maju (KIM) resmi mendaftarkan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai pendamping Prabowo Subianto. Ketua DPP Gerindra, Andre Rosiade, bercerita tentang alasan nama Erick yang sempat menguat kansnya tersingkir di hari-hari terakhir.
"Ya itu tentu hasil kesepakatan partai-partai politik yang ada. Kan tadi, pengambil keputusan oleh KIM itu kan disepakati dengan cara musyawarah untuk mufakat. Nah di ujungnya, semua sepakat dengan Mas Gibran," kata Andre dalam talkshow kumparan, Info A1, yang tayang Kamis (26/10).
Saat itu, kata Andre, seluruh parpol KIM menilai Gibran adalah pilihan terbaik untuk Prabowo. Salah satu alasannya adalah karena mereka ingin rekonsiliasi yang sudah dirajut oleh Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019 bisa berlanjut.
"Bagaimana Pak Prabowo dan Pak Jokowi melakukan rekonsiliasi menciptakan persatuan, dan persatuan ini harus kita jaga ke depannya untuk memastikan tidak ada lagi polarisasi dan persatuan ini menjadi modal besar kita di 2024 ke depan untuk memastikan keberlanjutan dari pondasi yang sudah diletakkan Pak Jokowi," lanjutnya.
Andre menyebut, PAN awalnya memang mengusulkan nama Erick, namun mereka terbuka dengan siapa pun calon yang dipilih Prabowo. Prabowo pun, menurut Andre, siap jika harus bekerja sama dengan siapa pun.
"Dengan Mas Ganjar siap, Mas Gibran siap, Pak Erick siap, Pak Airlangga siap, waktu itu Gus Muhaimin siap, Pak Mahfud siap, karena Pak Prabowo itu tidak pernah punya masalah dengan siapa pun karena beliau tokoh pemersatu bangsa. Dan ini tokoh seperti ini yang dibutuhkan Indonesia dalam menghadapi krisis," tegas Andre.
Tak hanya pupus sebagai cawapres, kemungkinan Erick pun tak akan masuk dalam tim pemenangan Prabowo-Gibran. Menurut Andre, hal ini disebabkan oleh posisi strategis Erick di pemerintahan sebagai Menteri BUMN dan Plt Menko Marves menggantikan Luhut Binsar Panjaitan yang sedang sakit.
"Karena memang ada aturan kalau tidak salah bahwa pejabat publik itu harus mengundurkan diri atau cuti. Nah kalau Erick Thohir menjadi ketua Timses, otomatis beliau harus cuti dari Menteri BUMN dan Plt Menko Marves," jelas Andre.
"Tentu akan sulit bagi pemerintah kehilangan Pak Erick Thohir. Nah sedangkan Bang Rosan beliau bersedia untuk membantu Pak Prabowo dan mundur dari jabatan demi membantu pemenangan Pak Prabowo," imbuhnya.
Meski tak jadi cawapres dan bagian dari tim pemenangan, namun Andre optimistis Erick akan tetap berada dalam barisan pendukung Prabowo.
"InsyaAllah [Erick dukung Prabowo]," tutupnya.[SB]